Livestockreview.com, Bisnis. Dari tahun ke tahun diprediksi konsumsi daging ayam di Indonesia senantiasa meningkat. Pada tahun 1970-an, daging ayam berkontribusi hanya 20 persen dalam memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia. Dan pada tahun 2012, daging ayam berkontribusi sebesar 66,8 persen, dengan 84,4 persen berasal dari daging ayam broiler.
Berdasarkan data GPPU pada tahun 2012, diprediksi konsumsi karkas per kapita akan meningkat menjadi 8,6 kg/kapita pada tahun 2013 ini, 9,97 kg/kap pada tahun 2014; 11,45 kg/kap pada tahun 2015; 12,97 kg/kap pada tahun 2016, dan 14,49 kg/kap pada tahun 2017.
Begitu juga dengan kosumsi telur diprediksi akan terus meningkat selama lima tahun mendatang. Pada tahun 2012 konsumsi telur sebesar 74 kg/kapita dan akan meningkat menjadi 162 kg/kapita pada tahun 2017.
Angka konsumsi telur yang terus meningkat akan berpengaruh positif terhadap dunia perunggasan. Tingginya tingkat permintaan terhadap produk unggas akan meningkatkan kontribusi daging unggas dalam memenuhi kebutuhan daging nasional.
Terbukanya kesempatan pasar ini tentunya harus dimanfaatkan secara optimal oleh pelaku bisnis perunggasan. Sosialisasi harus ditingkatkan untuk menghindari beredarnya informasi negatif tentang dunia perunggasan yang dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas produk perunggasan.
Meskipun sudah swasembada, pelaku perunggasan harus lebih memperhatikan aspek hulu dan hilir dunia perunggasan. Implementasi biosekuriti, penanganan pasca panen, dan rantai pemasaran harus diperhatikan agar produk perunggasan dapat diterima di ritel-ritel modern.
Masih banyak Rumah Pemotongan Ayam yang belum mendapatkan sertifikasi halal sehingga produk ayam yang aman sehat utuh dan halal (ASUH) belum dapat dipenuhi dengan optimal.
follow our twitter: @livestockreview
penulis: h3st1 | editor:sugiyono