Livestockreview.com, Kampus. Ayam ketawa merupakan salah salah satu plasma nutfah, satwa endemik asli Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Ayam eksotik ini sebelumnya dikenal sebagai ayam gaga, yang pada masa lalu hanya bisa dimiliki para bangsawan Bugis. Seiring dengan berjalannya waktu, ayam yang memiliki ciri khas suara unik mirip tawa manusia tersebut kini banyak dimiliki dan dikoleksi masyarakat dari berbagai lapisan.
Sebagai ayam yang dinikmati suaranya, saat ini belum ada standar ilmiah untuk menilai suara ayam ketawa. Galuh Adi Insani, S.Pt, M.Sc, pengajar dan peneliti dari Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Ternak Fapet UGM mengatakan, meskipun sudah ada standar suara menurut penggemar, namun dia menyatakan perlu penelitian ilmiah. “Suara ayam ketawa direkam secara digital kemudian dianalisis dengan bantuan grafik spektrum suara. Karakter suara kokok ayam ketawa berupa volume suara, warna, tempo, dan durasi akan diketahui secara terukur,” katanya di sela-sela Temu Guyub Pecinta Ayam Ketawa, Sabtu (9/11) di Kampus Peternakan UGM, Bulaksumur, Yogyakarta.
Acara tersebut merupakan rangkaian kegiatan dalam Lustrum X Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta, yang diselenggarakan dengan bekerjasama dengan Paguyuban Pecinta Ayam Ketawa Yogyakarta (PAKYO) dan Persatuan Pemelihara dan Pelestari Ayam Ketawa Seluruh Indonesia (P3AKSI) Jawa Tengah.
Galuh menandaskan, telah mulai mendampingi peternak ayam ketawa dalam wadah PAKYO dan Persatuan Penggemar dan Pelestari Ayam Ketawa Seluruh Indonesia (P3AKSI) cabang Jawa Tengah. “Nama aslinya ayam ketawa adalah ayam gaga. Saat ini kita baru memajang dulu sekitar 20 ekor ayam koleksi anggota PAKYO. Kita sudah menerima usulan untuk mengadakan latihan kontes setiap bulan di kampus, dan menggelar kontes tahunan sebagai puncak rangkaian kontes yang digelar Pakyo dan P3AKSI. Kita sambut baik usulan itu dan kita akan agendakan bersama-sama,” ujarnya. Acara yang dihadiri 30 penggemar ayam ketawa tersebut merupakan anggota PAKYO, P3AKSI, penggemar ayam ketawa Solo dan Jawa Tengah.
follow our ig: @livestockreview.com
sumber: ugm | editor: apriliawati