Livestockreview.com, Tokoh. Salah satu alasan dibentuknya Direktorat Pakan Ternak di lingkungan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian adalah dalam rangka merespon tuntutan dan kebutuhan yang kian besar dan yang akan terus bekembang di masyarakat dalam urusan pakan.
Dalam pertemuan dengan para ahli nutrisi pakan di Kampus Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor pada pertengahan minggu ini, Direktur Pakan Ternak Mursyid Ma’sum mengatakan, telah lama diketahui bahwa kontribusi pakan terhadap kesehatan hewan, produksi dan produktivitas ternak sangat vital. “Pakan adalah faktor penting dalam usaha peternakan, karena merupakan 70-75% dari total biaya produksi,”jelasnya.
Beberapa bahan pakan,lanjut Mursid, khususnya untuk pakan unggas harus masih diimpor. Ia juga juga mengakui bahwa sesungguhnya secara alami Indonesia sebagai negara agraris mempunyai potensi yang cukup besar untuk bisa memenuhi sendiri kebutuhan pakan tersebut, namun sejauh ini belum terlihat upaya-upaya yang serius dari pihaknya, baik upaya-upaya untuk mengatasai masalah-masalah tersebut maupun upaya untuk memanfaatkan potensi yang ada.
Tantangan industri pakan ternak dari sisi lain yakni tentang isu global terkait dengan pakan, yaitu terjadinya kompetisi yang sangat kuat antara feed, food dan fuel. Terjadinya krisis pangan dan krisis energi akan menyeret pakan pada posisi yang sulit. Isu lain yakni terjadinya perubahan iklim global (climate change) yang telah mempengaruhi pola tanam, produksi dan distribusi pangan termasuk bahan pakan di dalamnya.
“Tuntutan terhadap keamanan pakan (feed safety) juga mempengaruhi keamanan pangan (food safety) asal hewan,”kata Mursid. Sedemikian vitalnya bidang pakan ternak, maka Kementerian Pertanian membentuk Direktorat khusus yang membidani pakan ternak, yang saat ini dipimpin oleh Mursyid Ma’sum.
penulis: ratri sundari | editor: soegiyono