Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Pencabutan Larangan Ekspor Sapi Bakalan ke Indonesia: Dia yang Mulai, Dia Pula yang Mengakhiri

  • Livestock Review
  • Jul 11, 2011
  • One comment
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Berita. Pemerintah Australia akhirnya mencabut penghentian ekspor sapi bakalan ke Indonesia yang selama 1 bulan kemarin diberlakukan. Sebuah dagelan dipraktekkan Australia: karena urusan politik dalam negeri mereka, Australia menutup ekspor sapi bakalan ke Indonesia, namun karena ketakutan akan pasar yang hilang, larangan itu mereka cabut sendiri.

Menteri Pertanian Australia, Joe Ludwig menuturkan, perusahaan Australia yang akan mengekspor sapi ke Indonesia harus mendapatkan izin kontrol ekspor terlebih dahulu dari pemerintah Australia. Mereka juga harus mendemonstrasikan bahwa Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang menjadi tujuan ekspornya telah menggunakan standar Badan Dunia untuk Kesejahteraan Hewan (OIE). “Saya meyakini sejumlah eksportir Australia telah siap mengikuti standar ini dan memberi tahu Indonesia untuk mengeluarkan izin impor,” tutur Ludwig.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Daging & Feedlot Indonesia (Apfindo), Joni Liano menyambut baik kebijakan Australia yang mencabut larangan ekspor sapi bakalan ke Indonesia. Ia mengatakan,suspensi ekspor yang sebulan kemarin terjadi memang kurang bijak. Pasalnya, kasus penyiksaan ternak yang mengemuka itu hanya bersifat kasuistik di beberapa RPH saja. Hal itu tidak bisa dijadikan dasar untuk melarang ekspor sapi ke Indonesia. “Australia sudah sepantasnya mencabut larangan itu,” terang Joni.

Joni menambahkan, pencabutan ini juga membuat industri penggemukan sapi (feedlot) domestik bisa kembali memanfaatkan kuota impor sapi bakalan. Pada tahun ini, Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan kuota impor sapi bakalan sebanyak 600 ribu ekor.

Hingga Juni kemarin, realisasi impor sapi bakalan baru sebanyak 180 ribu ekor. Targetnya, pada periode Juli-September ini, industri feedlot bakal mengimpor sebanyak 200 ribu ekor lagi. Sedangkan sisanya akan diimpor pada periode Oktober-Desember mendatang.

Jika tidak dicabut, Australia pasti merugi

Ketua Perhimpunan Peternak Sapi & Kerbau Indonesia (PPSKI), Teguh Boediyana menambahkan, pencabutan larangan itu memang wajar dilakukan Australia. Sebab, Australia justru merugi jika melarang ekspor sapi bakalan ke Indonesia. “Para peternak di sana banyak yang protes karena Indonesia merupakan pasar terbesar,” kata Teguh.

Namun, Teguh mengatakan pencabutan larangan itu kemungkinan tidak akan berdampak pada penurunan harga daging sapi di dalam negeri. Faktor bulan puasa yang sebentar lagi datang menjadi penyebabnya. Walhasil, harga daging sapi kemungkinan akan terus naik. “Meski pasokan bertambah, harga akan tetap naik karena permintaannya juga bertambah,” imbuh Teguh.

Teguh juga mengingatkan pemerintah Indonesia untuk melakukan penghitungan ulang terkait kebutuhan daging sapi nasional. Kementan juga harus memastikan berapa jumlah persediaan sapi bakalan dalam negeri dan berapa yang harus diimpor. Hal ini diperlukan agar impor sapi bakalan dari Australia tidak permintaan sapi lokal.

Kementan juga diminta mengawasi tata niaga sapi di tingkat bawah. Teguh khawatir pencabutan larangan ekspor itu bakal dijadikan alat oleh para pedagang dan blantik untuk menekan harga sapi peternak. Kalau ini dibiarkan, para peternak bisa merugi cukup besar karena mendapat harga yang tidak semestinya.

Menanggapi hal itu, Joni menjelaskan, kembali dilakukannya impor sapi dari Australia tidak akan merusak permintaan dan harga sapi lokal. Pasalnya, sapi impor dan lokal itu sudah memiliki porsinya masing-masing. Selama ini, industri feedlot juga biasa menyerap sekitar 100 ribu-200 ribu ekor sapi bakalan lokal per tahunnya, sehingga peternak tidak perlu khawatir akan kekurangan pasar.

Namun, Joni setuju bahwa Kementan mesti memperbaiki rantai pasokan sapi bakalan lokal. Industri feedlot kerap kesulitan mendapat pasokan sapi lokal dari beberapa daerah. “Untuk mendapat 10 ribu-20 ribu ekor saja susahnya bukan main,” terang Joni. Oleh karena itu, lanjut Joni, Kementan harus memastikan alur distribusi sapi bakalan lokal tidak terlalu panjang sehingga mudah diserap industri feedlot.

sumber: blomberg & konttan | editor: soegiyono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Tokoh

Arti Penting Direktorat Pakan Ternak di Lingkup Kementerian Pertanian

  • Livestock Review
  • Jul 9, 2011
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • news

Melindungi Negara dari Ancaman Penyakit Zoonosis

  • Livestock Review
  • Jul 12, 2011
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.