Livestockreview.com, Kampus. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk melihat potensi dalam pengembangan ternak sapi di Indonesia dengan melihat berbagai sumber daya yang dimiliki secara komparatif atau kompetitif untuk mencapai swasembada daging sapi. Pada anlaisis lingkungan internal juga melakukan penganalisaan kelemahan-kelemahan yang akan menghambat program pencapaian swasembada daging tersebut. Beberapa hal yang dapat dianalisis dari lingkungan internal dalam mewujudkan program swasembada daging sapi tahung 2014 dapat disimak dalam uraian di bawah ini.
Indonesia sebagai negara agraris sangat berpotensi dalam pengmebangan pertanian termasuk sub sektor peternakan karena sumber daya alamnya sangat mendukung sektor tersebut. Beberapa hal yang terkait dengan sumber daya alam untuk pengembangan peternakan adalah: potensi iklim, suhu, sumber pakan dan sumber air serta plasmanutfah sapi lokal yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Beberapa jenis ternak sapi lokal (plasmanutfah) yang dapat berkembang dengan baik sesuai dengan keadaan iklim Indonesia yang tropis adalah sapi bali yang banyak ditemui di wilayah timur yaitu di Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi. Di pulau jawa sapi lokal yang mampu berkembang dengan baik adalah sapi PO, Grati dan sapi Madura. Sedangkan di Pulau Sumatera sapi lokal yang dapat berkembang dengan baik adalah sapi Aceh yang terdapat
Provinsi Aceh dan Sapi Pesisir yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat pesisir Sumatera Barat dan pesisr Bengkulu. Sapi-sapi lokal Nasional tersebut dapat tumbuh dan berkemabang dengan kondisi lingkungan tropis dan dengan kondisi pakan yang kurang baik namun feed per conception nya lebih tinggi dan daya tahan tubuhnya juga lebih baik serta peranakannya yang juga lebih tinggi.
Di samping ternal lokal di Indonesia juga sangat baik untuk dikembangkan sapi-sapi komposit terutama dierah-daerah dataran tinggi yang suhunya hampir sama dengan suhu asal sapi tersebut, beberapa spesies sapi komposit yang dikembangkan adalah sapi Simental, Limosin, Brahman, Angus dan Frestian Holand (FH), sapi-sapi tersebut juga disilangkan dengan sapi lokal dalam rangka meningkatkan kulaitas sapi lokal. Dalam memuliakan kemurnian genetik ternak sapi juga harus melindungi ternak lokal/plasmanutfah dengan sistem konservasi insitu. (BERSAMBUNG)
Jusriadi, Mahasiswa Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains & Teknologi UIN Alauddin Makassar
Finalis pada Call For Policy Paper dalam Temu Ilmiah Mahasiswa Peternakan Indonesia oleh ISMAPETI, di Bengkulu, 7-12 Nopember2013 | editor: sitoresmi fauzi
follow our official twitter: @livestockreview | follow our official instagram: livestockreview