Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Kampus

Analisis Strategi Pencapaian Swasembada Daging Sapi 2014 (Bag IV): Negara yang Kaya Ternak Tidak Akan Pernah Miskin

  • Livestock Review
  • Dec 2, 2013
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Kampus. Daging merupakan pangan yang bernilai gizi tinggi penting dalam peningkatan sumber daya manusia. Sub sektor peternakan merukan penyumbang utama untuk penyedia pangan bergizi tinggi seperti daging, telur dan susu. Selain penyedia pangan sub sektor peternakan juga sangat berperan dalam peningkatan lapangan pekerjaan baik di sektor input produksi, budidaya, dan sektor jasa lainnya serta peningkatan pendapatan petani.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar kemandirian pangan menjadi sangat penting. Menurut Yusdja dan Ilham (2006), Industri peternakan yang ketergantungannya tinggi terhadap bahan baku dan teknologi impor memiliki resiko tinggi.

Ketergantungan pangan pada negara lain akan sangat berbahaya bagi kedaulatan bangsa tersebut, oleh karena pentingnya pangan maka negara-negara maju sangat konsen untuk meningkatkan ketahanan pangannya tidak salah kiranya sebuah ungkapan dari preseiden Amerika, Hendry Kissinger yang mengatakan “ control oil and you control the nation, control food and you control the people”. Pepatah Arab juga mengatakan “Negara yang kaya ternak tidak akan pernah miskin, negara yang miskin ternak tidak akan pernah kaya” (Capambel dan Laslai)

Ketergantungan sapi bibit impor untuk meningkatkatkan populasi dalam negeri akan sangat berbahaya ketika permintaan daging semakin meningkat, akibatnya sapi untuk tujuan pembibitan dipotong demi memenuhi permintaan pasar/konsumen. Oleh karena itu ketahanan pangan dan swasembada pangan harus menjadi sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan untuk mempertahankan kehidupan.

Swasembada berarti 100 persen kebutuhan daging sapi dalam negeri dipenuhi oleh produksi ternak dalam negeri. Swasembada daging sapi sudah dicanangkan semenjak tahun 2005 ditargetkan dapat tercapai pada tahun 2010, namun kenyataannya belum dapat tercapai sehingga pemerintah menargetkan kembali swasembada baru tercapai pada tahun 2014. Konsep swasembada daging sapi tentu bukanlah hal yang tidak mungkin dicapai jika ada kesungguhan untuk mebangun agribisnis ternak sapi potong dalam negeri.

Potensi pasar dan sumber daya yang mendukung seharusnya menjadi peluang untuk pengembangan ternak sapi potong dengan keunggulan komparatif dan kompetitif dipasar lokal maupun ekspor. Beberapa kajian yang di review Siregar dan Ilham (2003) menunjukan bahwa usaha peternakan Indonesia memberikan keuntungan dan mempunyai keunggulan komparatif.

Namun bukan tidak ada kesulitan dalam mewujudkan swasembada daging sapi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan sulitnya pencapaian swasembada : dibagian hulu adalah 1) sebagian besar usaha peternakan adalah petani kecil dengan skala kepemilikan 1-3 ekor yang hanya sebagai tabungan bukan pendapatan utama, 2) Manajemen peternakan masih sangta sederhanan, 3) produktivitas ternak rakyat masih rendah dan 4) manajemen peternakan masih tradisional.

Sedangkan permasalahan hilir adalah 1) pasar yang semakin terbuka sehingga produk/daging impor tidak dapat dihambat kalau tidak ada alasan yang kuat, 2) Belum terintegrasinya kegiatan industri dengan kegiatan penggemukan sapi, bahkan industri cenderung menggunakan produk impor karena mudah didapatkan dan harga yang lebih kompetitif, 3) Preferensi konsumen terutama di restoran daging dan supermarket lebih menyukai daging sapi impor dengan alasan-alasan tertentu. (BERSAMBUNG)

Jusriadi, Mahasiswa Jurusan Ilmu Peternakan, Fakultas Sains & Teknologi UIN Alauddin Makassar 

Finalis pada Call For Policy Paper dalam Temu Ilmiah Mahasiswa Peternakan Indonesia oleh ISMAPETI, di Bengkulu, 7-12 Nopember2013 | editor: sitoresmi fauzi

follow our official twitter: @livestockreview  |  follow our official instagram: livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Mengonsumsi Daging? Waspadai Rambu-rambunya

  • Livestock Review
  • Dec 1, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Menakar Peluang Pengembangan Sapi Dalam Negeri

  • Livestock Review
  • Dec 3, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima

  • Jan 12, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 3
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima
  • 5
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023
 

Instagram

livestockreview
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Jika pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah menginginkan keberhasilan pembangunannya tinggi di bidang peternakan, maka para penyusun program perencanaan pembangunan peternakan harus pula dilibatkan dan ditempatkan sebagai “pengawal program pembangunan” yang diberikan kekuasan khusus karena mereka bukan tenaga struktural, pada saat program tersebut dilaksanakan.
Lumpy skin disease (LSD) merupakan penyakit kulit pada sapi asal Afrika yang sangat sulit diberantas.
Waspada !!! Badai Penyakit Mulut dan Kuku (FMD) belum Selesai, LSD sudah Menyebar
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.