Livestockreview.com, Bisnis. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Peternak Kambing Perah Indonesia (Aspekpin) Jawa Timur mengkhawatirkan membanjirnya produk susu kambing impor asal Malaysia ke Indonesia menyusul belum optimalnya usaha kambing perah skala industri. Ketua Aspekpin Jatim Bambang Heriwahjudi mengatakan, dari sisi potensi kambing ternak secara nasional maupun di Jatim sebenarnya sangat besar.
“Namun usaha susu perah kambing masih sangat terbatas dan skala-nya UMKM [usaha mikro kecil menengah], padahal jumlah kambing yang bisa diperah sangat besar khususnya jenis etawa. Namun, belum bisa optimal karena belum dikembangkan dalam kontek industri termasuk belum ada fasilitas industri pengolahannya,” kata Bambang kepada Bisnis, di Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur belum lama ini.
Artinya, kata Bambang, proses usaha susu dari hasil memerah kambing ini belum tersambung dari hulu hingga hilirnya. “Memang butuh keseriusan dari semua pihak khususnya pemerintah agar usaha produksi susu hasil pemerahan kambing ini dapat menjadi tuan rumah di negaranya sendiri,” tegasnya.
Kekuatiran itu perlu Bambang lontarkan mengingat saat ini pihaknya tela menenggarai adanya rembesan produk susu kambing impor dari Malaysia. “Informasi bila produk susu kambing dari Malaysia sudah mulai membanjiri Indonesia, di antaranya hi-goat, dengan promosi gencar. Kondisi ini khan mesti diantisipasi, apalagi kebutuhan nustrisi susu nasional masih besar dan seharusnya ini bisa menjadi peluang bagi peternak sapi maupun kambing nasional,” ujarnya.
Aspekpin sangat berharap agar ada pengusaha di Indonesia, khususnya di Jatim yang berminat untuk investasi di bidang ini, mengingat potensi kambing perah yang ada di Jatim dan nasional sangat besar. Data Aspekpin Jatim menunjukkan kawasan pegunungan Tengger masih yang terbanyak sebagai wilayah pengembangan ternak kambing untuk diperah susunya.
Untuk Kecamatan Senduro Kab. Lumajang memiliki populasi 12.000 ekor pada 2010, sedang di Kec. Ampel Gading, Kab. Malang berpopulasi 53.000 ekor. Kab. Probolingo ada sekitar 2.000 ekor. Data ini belum termasuk kabupaten/kota lainnya di Jatim.
Bambang menambahkan bila perlu dikaji lagi sejauhmana potensi kambing tersebut secara lebih akurat, termasuk juga perlunya dukungan pembinaan, pemuliaan bibit kambing perah yang berkualitas maupun sarana prasarana kepada para peternak kambing perah.
follow our twitter: @livestockreview
sumber: bisnis | editor: soegiyono