Livestockreview.com, Berita. Secara umum ransum untuk unggas terdiri dari jagung, dedak padi, bungkil kedelai, tepung ikan atau meat bone meal, minyak, mineral dan aditif, dan bahan lain. Adapun pakan ternak ruminansia terdiri dari pakan hijauan, limbah pertanian, dan bahan pakan konsentrat.
Bahan pakan konsen#trat khususnya pada sapi biasanya terdiri dari onggok/ampas ketela, dedak padi, dedak gandum/polard, bungkil kelapa sawit, bungkil kopra, dan hasil samping industri seperti: ampas kecap, ampas tahu, roti afkir, molases, kulit kopi, kulit kacang tanah, kulit kedelai, kulit buah nanas, kulit kakao, janggel jagung,dan lain-lain. “Untuk bahan pakan konsentrat ruminansia dapat dikatakan mandiri karena sepenuhnya memanfaatkan bahan pakan lokal meskipun kualitas nutrisinya relatif rendah,”kata Ketua Umum AINI Prof Ali Agus .
Lain halnya dengan ternak unggas, yang hanya dedak padi yang telah mandiri. Padahal, jagung, dedak padi, molases dan minyak sebagai sumber energi berpotensi untuk mandiri.
Indonesia sebagai negara agraris dan kepulauan terbesar dunia, tandas Ali, menyimpan potensi bahan baku pakan lokal yang besar. Ia menyarankan agar pemerintah memfokuskan diri pada pengembangan lima jenis sumber bahan baku pakan sebagai andalan di masa depan, yaitu kacang-kacangan, ikan, kelapa sawit, sagu dan singkong.
“Kelima sumber bahan pakan tersebut sangat potensial dari aspek luasan lahan, jumlah produksi dan peluang pengembangannya,”urainya. Di Indonesia terdapat banyak ragam kacang-kacangan yang dapat tumbuh dan berkembang di berbagai kondisi agro-ekosistem seperti kacang kedelai, kacang tanah, kacang koro pedang, kacang koro benguk, kacang merah, kacang hijau, kecipir. Sementara sebagai negara dengan dua pertiga luas wilayahnya berupa lautan dan memiliki garis pantai terpanjang di dunia, memiliki sumber daya kelautan khususnya ikan juga sangat besar.
Ali juga menyoroti tentang perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini merupakan yang terluas di dunia, lebih dari 7 juta ha. Ia menadaskan, hasil samping industri perkebunan kelapa sawit seperti bungkil inti sawit, lumpur sawit, pelepah dan daun sawit merupakan sumber bahan pakan. Fakta yang terjadi adalah, produksi bungkil inti sawit per tahun ternyata lebih dari 2 juta ton, dan mayoritas telah diekspor untuk pakan ruminansia.
Bungkil kelapa sawit ini telah sejak lama menjadi andalan pakan konsentrat sapi, namun hingga kini belum banyak dipakai untuk pakan unggas karena kandungan seratnya yang tinggi yaitu mencapai 60%. Untuk itu, Ali melihat perlunya percepatan pengembangan teknologi pakan dan difusi teknologi dari hasil-hasil penelitian agar bungkil kelapa sawit dapat dipergunakan dalam ransum unggas. Hal ini menarik untuk dikaji lebih lanjut, karena ia melihat bungkil kelapa sawit ternyata memiliki tingkat cemaran aflatoksin B1 yang relatif rendah.
penulis: dena rianti | editor: soegiyono