Livestockreview.com, News. Di tengah pandemi Korona Covid-19 yang terjadi saat ini, ekspor produk peternakan terus berjalan, bahkan semakin meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Sub Sektor Peternakan pada Januari sampai Februari 2020 mencapai Rp 1,7 trilyun, atau meningkat 30% dibandingkan ekspor pada Januari-Februari 2019 yang tercatat sebesar Rp 1,3 trilyun (year to year).
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) I Ketut Diarmita, di Jakarta, Senin (5/4) menjelaskan, pada bulan April 2020 ini, terdapat beberapa perusahaan peternakan yang telah memastikan akan melaksanakan ekspor ke beberapa negara dengan total nilai Rp. 538,12 milyar. “Diharapkan nilai ini akan terus meningkat sampai akhir bulan,” tambahnya.
Ketut memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan yang terus berupaya menggenjot ekspornya. Untuk bulan April ini, perusahaan yang telah melaporkan rencana ekspornya antara lain yaitu PT Sinar Indochem dan PT Charoen Pokphand Indonesia yang akan ekspor pakan ke Republik Demokratik Timor Leste masing-masing sebanyak 240 Ton dan 60 Ton dengan total nilai ekspor mencapai Rp 1,57 Milyar.
PT Greenfields Indonesia juga akan mengekspor susu dan produk susu olahannya ke Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam sebanyak 417 Ton dengan nilai mencapai Rp 5,67 milyar. Adapun PT Japfa Comfeed Indonesia akan mengekspor telur tetas (hatching egg) ke Myanmar serta Day Old Chicken (DOC) ke Timor Leste sebanyak masing-masing 625.000 butir dan 18.000 ekor dengan total nilai mencapai Rp 3 milyar.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Fini Murfiani menambahkan, perusahan yang memproduksi Sarang Burung Walet (SBW) yaitu PT. Ori Ginalnest Indonesia juga akan mengekspor SBW ke Amerika Serikat, Cina, dan Australia sebanyak 780 kg dengan nilai sebesar Rp 24,96 M.
Beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri obat hewan juga akan mengekspor obat hewan jenis vaksin dan biologik sebanyak 343.582.000 dosis, farmasetik dan premix sebanyak 23.922 Ton ke negara Cina, Jepang, Australia, dan ke lebih dari 30 negara lainnya. “Nilai ekspor obat hewan tersebut mencapai nantinya mencapai Rp 502,66 M,” ungkapnya.
Fini mengakui bahwa pandemi covid19 yang menyebar secara masif di dunia, membuat beberapa negara terdampak mengeluarkan kebijakan pembatasan keluar masuknya barang dan manusia dari/ke negara mereka, bahkan ada yang mengambil kebijakan lockdown, hal ini menurutnya membuat aktivitas perdagangan pun mengalami tekanan.
Namun dengan melihat pencapaian kinerja ekspor sub sektor peternakan pada Januari-Februari 2020, dan rencana ekspor para pelaku usaha pada bulan April tersebut, ia optimis bahwa ekspor produk sub sektor peternakan dapat bertahan dalam ketidakpastian perekonomian akibat pandemi covid-19 saat ini.
follow our ig: www.instagram.com/livestockreview
editor: sugiyono | sumber: ditjen pkh