Livestockreview.com, Kampus. Industri sektor pertanian, peternakan, dan perikanan merupakan hal yang paling dinamis di dunia. Hal tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap konsumsi pakan yang bersumber dari hewan ternak.
Namun demikian masih terdapat kendala yang dihadapi seperti ketersediaan pakan, konsentrasi produksi pakan yang masih terpusat di pulau Jawa, kualitas pakan yang belum memenuhi standar, penggunaan teknologi yang masih minim, serta pengawasan belum optimal. “Sekitar 1.34 juta ton kita impor jagung pada Mei 2011. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah memfasilitasi pengembangan pakan dengan mengoptimalkan kurang lebih 100 pabrik pakan skala menengah dan kecil di Indonesia. Selain itu dianggarkan dana untuk pengembangan pakan terutama dalam mencapai swasembada daging nasional yang menurut Badan Pusat Statistik mencapai angka 14.52 juta ekor.
Melebihi dari target sebelumnya yakni 14.2 juta ekor,” ungkap Dr. Drh Prabowo Respatiyo Caturroso MM., Ph.D Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia dalam acara “The 2nd International Seminar of AINI (Asosiasi Ahli Ilmu Nutrisi dan Pakan Indonesia)” dengan tema “Feed Safety for Healty Food” yang berlangsung di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Rabu (6/7).
Prabowo Respatiyo menambahkan dengan adanya forum ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi di bidang pakan kepada pemerintah untuk pengembangan lebih lanjut.
Hadir pula dalam acara dua tahunan tersebut Dekan Fakultas Peternakan Unpad Dr. Iwan Setiawan, DEA dan pembicara dari mancanegara diantaranya Prof. Fr. Jurgen Zentek (Frei University German), Dr. Kevin Liu (Adesio Asia Pasific, Singapore), Prof. Abdul Razak Alimon (UPM Malaysia), dan Prof. E.R. Orskov (The Macaulay Institute, Scotland UK).
Prof. Fr. Jurgen Zentek menekankan akan pentingnya aspek-aspek yang relevan dalam rantai pakan dan makanan yang berfungsi sebagai bentuk perlindungan terhadap konsumen. Metode yang dapat digunakan untuk analisis pakan yakni ketahanan, kecepatan dan ketepatan.
Sementara itu Dr. Kevin Liu membahas metode NIRS (Near Infrared Reflectance Spectroscopy). Sebuah metode yang menggunakan NIRS sebagai data untuk pembelian bahan baku dan formulasi diet, sehingga meningkatkan profitabilitas dan perbaikan.
Alternatif pakan lainnya yang dipaparkan dalam seminar ini adalah penggunaan herbal. Seperti yang disampaikan oleh Prof. Abdul Razak Alimon dari Malaysia, dalam waktu dekat secara global penggunaan antibiotik pada hewan akan dihapus.
“Herbal umum digunakan pada hewan. Fungsi herbal dalam hal ini bertindak sebagai rasa, sekaligus menjadi antibiotik, serta meningkatkan status kekebalan hewan dan pasokan jumlah antioksidan,” papar Prof. Abdul Razak.
Penggunaan sumber daya pakan ini seringkali terhambat masalah perdagangan bebas yang tidak adil (WTO). Menurut Prof. E.R. Orskov, faktor penyebabnya karena melibatkan bisnis pertanian besar berhadapan dengan petani kecil.
“Dibutuhkan stabilitas politik dan ekonomi, perbaikan infrastruktur, terutama menghormati dan memahami masyarakat miskin pedesaan,” tuturnya.
Bagi yang menginginkan makalah lengkap para pembicara di seminar internasional yang digelar AINI dan Fakultas Peternakan UNPAD, silakan unduh di tautan berikut:
– Prof Alimon : Herbs as Growth Promotants in Animal Feeds are They Safe
– Prof Jurgen Zentec:Feed Hyigiene
– Prof. Orskov,Holistick Aspects of Sustainable Food Production
– Dr. Kevin_Liu, Using NIRS Data for Raw Material Purchasing and Diet Formulation
sumber: aini-unpad | editor: soegiyono