Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama

Reaksi Australia atas Perlakuan terhadap Ternak di RPH Indonesia

  • Livestock Review
  • Jun 2, 2011
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Berita.Pemerintah Australia pada Selasa memutuskan menghentikan ekspor binatang hidup ke 11 Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Indonesia setelah televisi negara itu menyiarkan gambar “mengejutkan” penyiksaan sapi di rumah jagal.

Menteri Pertanian Joe Ludwig mengatakan dia membuat keputusan setelah menyaksikan cuplikan gambar dari kelompok kesejahteraan hewan “Animals Australia”, yang ia gambarkan sebagai “benar-benar tidak bisa diterima”.

“Tidak satupun menerima penganiayaan binatang,” kata Ludwig dalam sebuah konferensi pers, menambahkan bahwa gambar video itu “sungguh-sungguh mengejutkan”.

Menteri menghentikan perdagangan hewan hidup untuk fasilitas yang teridentifikasi dalam rekaman, dan telah memerintahkan penyelidikan independen terhadap perlakuan binatang sepanjang seluruh rantai pasokan ke Indonesia.

“Saya memutuskan menghentikan perdagangan binatang ternak ke rumah jagal yang terdapat di dalam rekaman,” ujar Ludwig melalui pernyataan tertulisnya.

Ludwig mengatakan sementara ekspor sapi hidup adalah perdagangan yang berharga bagi Australia, ia tidak akan mengesampingkan memperluas suspensi untuk fasilitas lain jika banyak bukti kekejaman dan penganiayaan terungkap.

“Sangat penting bahwa kita menunjukkan kepada masyarakat bahwa kita melakukan hasil kesejahteraan binatang yang sangat, sangat serius,” kata sang senator.

Pengumuman itu menyusul penayangan sebuah program di televisi ABC Senin malam yang menunjukkan kematian hewan sekarat berkepanjangan dan dianiaya secara kejam di beberapa Rumah Pemotongan Hewan di Indonesia.

ABC mengatakan pihaknya memiliki bukti kekejaman, termasuk menendang, memukul, mencongkel mata dan mematahkan ekor beberapa hewan karena pekerja Indonesia berusaha memaksa ternak ke dalam kotak pembantaian.

Canberra mendanai sejumlah proyek yang bertujuan meningkatkan infrastruktur dan pelatihan untuk mempromosikan penanganan dan praktek pemotongan hewan yang lebih baik, dan Ludwig mencatat bahwa tidak semua Rumah Pemotongan Hewan Indonesia bersalah.

Tapi tekanan sedang meningkat di Australia untuk melarang ekspor hewan hidup ke tetangganya di Asia itu, dengan dua anggota parlemen independen berjanji untuk memperkenalkan sebuah RUU kepada parlemen untuk penghentian segera perdagangan ke Indonesia.

Politisi Australia, Andrew Wilkie, menuntut pemerintah dan eksportir untuk mengakhiri pengiriman ternak hidup ke Indonesia. Mereka mengatakan, baik pemerintah maupun industri telah mengabaikan fakta yang terjadi di rumah pemotongan hewan Indonesia.

Andrew Wilkie, yang dukungannya sangat penting untuk koalisi rapuh pemerintahan Perdana Menteri Julia Gillard, mengatakan manfaat keuangan dari perdagangan tidak boleh mempengaruhi keputusan pemerintah.

Ekspor ternak hidup Australia bernilai 684,5 juta dolar Australia (734 juta dolar AS) pada 2010. Indonesia merupakan pasar terbesar dengan hampir 60 persen dari perdagangan.

Pada 2010 Australia mengirim sekitar 521.000 sapi ke Indonesia, di mana kurang luasnya pendinginan membuat ekspor ternak hidup lebih baik di beberapa daerah, dan sudah mengirim sekitar 88.480 sapi tahun ini, menurut badan industri LiveCorp.

Pada 2006, Australia menghentikan ekspor binatang hidup ke Mesir setelah kekhawatiran tentang kesejahteraan hewan.

sumber: antara | editor: soegiyono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Riset

Susu Formula dan Obesitas pada Anak

  • Livestock Review
  • May 28, 2011
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Mentan Tidak Khawatir Ancaman Penghentian Impor Sapi

  • Livestock Review
  • Jun 3, 2011
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.