Livestockreview.com, News. Harga ayam potong di tingkat pedagang eceran ternyata bertolak belakang dengan kondisi harga di tingkat peternak atau on farm. Bila harga daging ayam di tingkat pedagang pasar tradisional saat ini menyentuh level Rp 34.000 per kilogram (kg), maka harga ayam di tingkat produsen hanya dibanderol Rp 14.000 per kg.
Rusman Heriawan Wakil Menteri Pertanian mengatakan, selisih harga yang cukup besar ini diluar kewajaran. Ia menyimpulkan, munculnya disparitas harga di level peternak dan pengecer itu lebih dikarenakan ulah para pedagang yang mempermainkan harga.
Peluang munculnya aksi spekulan itu terbuka lantaran mata rantai penjualan ayam terlalu panjang. Untuk sampai ke konsumen, perdagangan ayam potong ini harus melalui beberapa mata rantai penjualan. Mulai dari peternak, pedagang pengumpul (pengepul) dan pedagang pangkalan.
Terus dilempar lagi ke level padagang pangkalan yang lebih kecil hingga sampai ke pengecer. “Persoalan tataniaga, ini harus dibenahi,” kata Rusman baru-baru ini. Ia berjanji, Kementerian Pertanian (Kemtan) akan mengevaluasi jalur tataniaga yang telah berlangsung saat ini. Semakin panjang jalur penjualan, semakin mahal harga ke konsumen.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemdag), harga ayam ditingkat eceran terus menunjukkan kenaikan. Hingga September lalu, harga ayam potong secara rata-rata nasional berada di kisaran Rp 31.500 per kg, padahal bulan sebelumnya Rp 30.600 per kg.
follow our twitter: @livestockreview
sumber: k0nt4n | editor: sitoresmi fauzi