Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • news

Nota Kesepahaman Ditjen Peternakan dan Ditjen Pendidikan Tinggi untuk Bangun Peternakan Domestik

  • Livestock Review
  • Apr 21, 2013
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Bisnis. Kerjasama antar instansi telah dilakukan antara Direktorat Jenderal Peternakan, Kementerian Pertanian dan Ditrektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional -untuk mendorong percepatan pertumbuhan populasi dan produksi ternak di masyarakat, sekaligus untuk mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam rangka mendukung pembangunan peternakan dan kesehatan hewan.

Bentuk kerjasama tersebut dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman yang ditandatangani kedua belah pihak, di Jakarta pada 16 April lalu. Ruang lingkup kerjasama itu meliputi hal-hal khusus yang terkait dengan pembinaan, pendampingan monitoring dan evaluasi. Artinya kedua belah pihak sudah sepakat pada setiap kegiatan dan program yang telah ditentukan dapat dilakukan kegiatan pembinaan, pendampingan, monitoring dan evaluasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing pihak. Nota Kesepahaman ini berlaku selama 5 tahun sejak ditandatangani.

Beberapa kegiatan dan program yang dapat dilakukan pembinaan dan pendampingan antara lain kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik berskala nasional maupun internasional seperti yang telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi. Sedangkan pendampingan kawasan peternakan yang telah dibangun oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Program Sarjana Membangun Desa (SMD) juga dapat dilakukan pembinaan dan pendampingan serta monitoring dan evaluasinya. Khusus untuk SMD sangat diperlukan tambahan pendidikan profesi penyuluh peternakan sehingga para SMD tersebut dapat menjadi penyuluh swadaya dan tidak menuntut menjadi Pegawai Negeri Sipil.

Selain itu untuk pengembangan Akademi Komunitas yang pemerintah akan dirikan di berbagai kabupaten/kota di Indonesia bertujuan memberikan pendidikan vokasi kepada para mahasiswa dalam waktu relatif singkat sehingga mahasiswa tersebut setelah lulus bergelar setara dengan D1 dan D2. Dikaitkan dengan tahapan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan saat ini dan yang akan datang, yang banyak membutuhkan tenaga-tenaga terampil siap pakai, maka Akademi Komunitas ini dapat menjadi solusi strategis, dalam mengatasi angka pengangguran yang cukup tinggi. Berdirinya Akademi Komunitas ini untuk pembangunan peternakan dan kesehatan hewan sangat penting ditengah-tengah kurangnya tenaga terampil bidang peternakan di berbagai daerah. Padahal daerah tersebut sangat potensial untuk pengembangan peternakan terutama di daerah-daerah yang sudah ditetapkan sebagai kawasan pengembangan peternakan.

Kegiatan lainnya yang merupakan ruang lingkup kerjasama adalah perlunya disusun kurikulum Perguruan Tinggi bidang peternakan dan bidang kedokteran hewan yang lebih sesuai dengan permintaan pasar. Dengan begitu, melalui kerjasama ini pada akhirnya dapat dihasilkan “link and match” antara dunia perguruan tinggi sebagai penghasil teknologi dan sarjana/dokter hewan di satu sisi dengan permintaan masyarakat melalui berbagai kebijakan Kementerian Pertanian. Untuk ini telah disepakati agar penetapan target kinerja dalam pembangunan peternakan dan kesehatan hewan selama kurun waktu 5 tahun dapat dievaluasi dari berbagai aspek yang keahliannya dimiliki oleh berbagai perguruan tinggi peternakan dan kedokteran hewan.

Beberapa program khusus yang juga terkait dengan ruang lingkup Nota Kesepahaman adalah penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM peternakan dan kesehatan hewan, program pengembangan perbibitan, budidaya, pakan, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner. Program khusus ini secara teknis sangat memerlukan pendampingan, monitoring dan evaluasi dari sejak proses formulasi kebijakan sampai dengan operasionalisasinya di lapangan.

Dalam aspek produksi untuk memenuhi konsumsi pangan asal ternak (daging, telur dan susu) Indonesia digolongkan sebagai negara yang masih nett importer. Setiap tahun dalam bidang peternakan dan kesehatan hewan nilai impor diperkirakan berjumlah lebih dari Rp 21 trilyun yaitu impor bahan baku susu, impor sapi bakalan dan daging sapi, impor bahan pakan ternak, impor bibit ayam, teknologi dan alat mesin, serta bahan pendukung lainnya.

Terutama diingatkan kepada Fakultas Peternakan dan Fakultas Kedokteran Hewan, kedua instansi sepakat untuk mulai membangun dari plasma nutfah yang kita miliki saat ini. 20 rumpun atau galur ternak di 12 daerah telah kita miliki dan siap menunggu sentuhan kebijakan dari berbagai pihak termasuk perguruan tinggi. Malahan beberapa rumpun ternak sudah memasuki klasifikasi yang menurun terus populasinya yaitu ternak kerbau sehingga perlu pendekatan baru, yaitu pendekatan sosial budaya selain pendekatan yang bersifat teknis semata.

Melalui Nota Kesepahaman tersebut, diharapkan dapat diperoleh banyak pembelajaran tentang pelaksanaan kebijakan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan yang tidak saja untuk peningkatan produksi dan populasi ternak tetapi yang lebih penting adalah peningkatan pendapatan dan kesejahteraan peternak.

follow our twitter: @livestockreview

penulis: evelin3 w4ti | editor: soegiyono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Tokoh

Daging Halal Berawal dari Rumah Pemotongan Hewan Halal

  • Livestock Review
  • Apr 20, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Jangan Simpan Daging di Suhu Ruang Terlalu Lama

  • Livestock Review
  • Apr 22, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.