Livestockreview.com, Referensi. Australia saat ini tengah merebak adanya kasus flu burung jenis H7N7 yang muncul sejak Nopember lalu. Melihat kemunculan varian baru dari virus flu burung tersebut diperkirakan mempunyai dampak yang lebih berbahaya dari virus sebelumnya.
“Saya kasih gambaran, selama ini akibat virus flu burung yang asli Indonesia terhadap bebek dan burung tidak terlalu ganas jadi tingkat kematian terhadap mereka tidak tinggi. Bebek dan puyuh kan selama ini sifatnya sebagai penyebar dan bebeknya tidak mati tapi yang sekarang bebeknya mati,” kata Peneliti virus flu burung dari Universitas Airlangga Surabaya, Prof Chairil Anwar Nidom. “Ini kan berarti lebih ganas dan model penularannya bebek dan puyuh dekat dengan manusia,” duganya.
Menurutnya, virus H5N1 varian 2.3 selama ini banyak beredar di sejumlah negara kawasan Asia Selatan seperti Inda, Bangladesh, Pakistan dan sebagian dari Asia Timur.
Sementara itu, kelompok peternak unggas lokal telah meminta pemerintah menghentikan impor itik dari China yang dicurigai sebagai sumber penularan virus itu.
follow our twitter: @livestockreview
sumber: k0ntan | editor: soegiyono