Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Referensi

Memberantas Kartel Daging I

  • Livestock Review
  • Feb 10, 2013
  • One comment
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Referensi. Perilaku kartel impor daging sungguh keterlaluan. Mereka menari-nari di atas penderitaan rakyat banyak. Betapa tidak, setiap tahun, mereka bisa meraup untung hingga trilyunan dari impor daging chilled (dingin) dan frezeer (beku). Sebaliknya, jutaan rakyat miskin tak mampu merasakan gurihnya bisnis daging impor yang mereka kendalikan. Ketika produk daging impor membanjiri pasar domestik, jutaan rakyat Indonesia justru kekurangan gizi.

Meski daging terus masuk ke negeri ini, Indonesia tercatat sebagai negara dengan konsumsi daging yang sangat rendah di Asia Tenggara. Rendahnya konsumsi daging menunjukkan ironi masyarakat negeri tropis. Saat ini, konsumsi daging Indonesia hanya 5,5 kilogram (kg) per tahun perkapita. Angka ini jauh di bawah Filipina yang konsumsi dagingnya mencapai 19,0 kg,Thailand 23,3, dan Malaysia 43 kg.

Dibandingkan negara-negara di Asean, Indonesia hanya unggul dalam konsumsi telur. Setiap tahun, Indonesia menghabiskan telur 64,0 kg perkapita per tahun, Filipina 31,7 kg, Thailand 31,1, dan Malaysia 41,9 kg.

Rendahnya konsumsi daging Indonesia jelas tidak sepadan dengan gencarnya kegiatan impor daging belakangan ini. Kita pantas malu melihat kenyataan bahwa konsumsi daging Indonesia yang masih jauh di bawah standar Badan Pangan Dunia (FAO) yang mencanangkan konsumsi daging 33 kg per tahun per kapita. Rendahnya konsumsi daging di Indonesia tidak terlepas dari mahalnya harga komoditas daging ini.

Meski kegiatan impor daging terus berlangsung, toh harga daging tak terjangkau oleh jutaan masyarakat Indonesia. Saat ini, harga daging impor di Indonesia mencapai Rp 90-100 ribu per kg, dua kali lipat harga di negeri asalnya yang rata-rata hanya US$ 5 per kg atau Rp 45 ribu per kg. Disparitas harga ini sungguh sangat menggiurkan bagi pemburu rente. Kondisi inilah yang memunculkan fenomena kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) impor daging. (Bersambung)

follow our twitter: @livestockreview

sumber: invest0r | editor: soegiyono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Opini

PB ISPI telah Gelar Seminar Outlook Industri Peternakan pada 21-2-2013

  • Livestock Review
  • Feb 9, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Cukup Satu Telur Per Hari

  • Livestock Review
  • Feb 11, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.