Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Kampus

Dilarang Memotong Ternak Sapi Betina Produktif!

  • Livestock Review
  • Dec 24, 2013
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Kampus. Program Swasembada Daging Sapi Tahun 2014 (PSDS-2014) merupakan salah satu dari 21 program utama Departemen Pertanian terkait dengan upaya mewujudkan ketahanan pangan hewani asal ternak berbasis sumberdaya domestik. Program tersebut merupakan peluang untuk dijadikan pendorong dalam mengembalikan Indonesia sebagai eksportir sapi seperti pada masa lalu.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan swasembada dagin namun mengapa sampai saat ini masih hanya sekedar wacana. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah larangan adanya pemotongan betina produktif di berbagai Rumah Pemotongan Hewan (RPH), upaya lainnya yaitu melalui perbibitan, penegasan aturan larangan pemotongan betina produktif di Rumah Pemotongan Hewan (RPH), pendekatan teknologi reproduksi serta ditinjau melalu pendekatan sosial dan ekonomi.

Swasembada daging diantara lain bertujuan Untuk mengukur ketahanan pangan dari sisi kemandirian dapat dilihat dari ketergantungan ketersediaan pangan nasional pada produksi pangan dalam negeri. Dalam operasionalnya, konsep mandiri diskenariokan sebagai kondisi dimana kebutuhan pangan nasional minimal 90 persen dipenuhi dari produksi dalam negeri.

Ketergantungan pada sapi bakalan impor untuk memenuhi konsumsi domestik dapat melemahkan upaya untuk meningkatkan kemampuan dalam negeri. Salah satu upaya pencapaian percepatan program swasembada daging yaitu optimalisasi teknologi reproduksi dengan cara IB, kawin alam, Embryo Transfer, Sinkronisasi Birahi, Memperpendek Calving Interval (jarak beranak)
dan sebagainya.

Peningkatan mutu genetik sapi potong dan perah di Indonesia sudah lama diupayakan oleh pihak pemerintah, dengan introduksi teknologi reproduksi Inseminasi Buatan (IB) secara komersial sejak 1976. Kendala dalam pelaksanaan aplikasi IB pada sapi perah dan potong milik rakyat di Indonesia yang paling umum terjadi adalah sulitnya pengenalan berahi (estrus) pada sapi.
Sinkronisasi estrus biasanya menjadi satu paket dengan pelaksanaan IB, baik berdasarkan pengamatan berahi maupun IB terjadwal (Timed Artificial Insemination).

Pelaksanaan kegiatan Sinkronisasi Berahi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) 2014, dengan semakin banyak sapi yang diinseminasi dan menjadi bunting. Untuk menyediakan tambahan daging ditugaskan kepada provinsi tersebut melalui program percepatan yaitu secara intensif menambah akseptor IB/KA diikuti dengan penanganan gangguan reproduksi, program penggemukan dan peningkatan mutu pakan, pemendekan jarak kelahiran (calving interval) dari 18-20 bulan menjadi 16 bulan.

Penguatan peran unit pembibitan tersebut merupakan sarana untuk mendukung berkembangnya usaha peternakan. Saat ini bibit sapi diperoleh dari produksi dalam negeri dan pengadaan dari luar negeri (impor). Produksi bibit sapi dalam negeri belum memenuhi kebutuhan disebabkan sebagian besar usaha pembibitan dilakukan oleh peternak dengan skala pemilikan yang relatif kecil, dan belum optimalnya peran UPT. Kegiatan pengembangan perbenihan sapi potong telah dilakukan di berbagai daerah melalui kegiatan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), khususnya ditujukan untuk mendukung PSDS tahun 2014.

Dua kebijakan utama mencapai swasembada daging adalah pemanfaatan induk lokal dengan cara tunda potong sapi betina produktif, dan impor induk sapi. Data terbaru hasil Sensus Pertanian 2013 (SP-2013) secara resmi belum diumumkan. Namun, saat ini sudah beredar berita yang menyebutkan populasi sapi potong hanya 12- 12,5 juta ekor. Penurunan populasi itu ditengarai akibat pemotongan sapi secara besar-besaran sebagai dampak harga daging sapi yang bertahan relatif tinggi.

Pemotongan betina produktif dilakukan karena ada berbagai penyebab dan alasan. Jagal, sebagai satu-satunya pelaku pemotongan sapi betina produktif, mempunyai alasan utama yaitu mencari keuntungan jangka pendek sebesar-besarnya.

Upaya program pencapaian percepatan swasembada daging yang sudah dinyatakan diatas dapat berjalan apabila kesadaran seluruh pemangku kepentingan mulai dari peternak, pedagang, jagal, dan konsumen sa mpai pada petugas ditingkatkan serta kebijakan- kebijakan berupa undang-undang yang ada diimplementasikan dengan baik.

Junita Mayzura, Mahasiswa Peternakan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jawa Tengah

Finalis Mahasiswa Berprestasi  dalam Temu Ilmiah Mahasiswa Peternakan Indonesia oleh ISMAPETI, di Bengkulu, 7-12 Nopember2013 | editor: sitoresmi fauzi

follow our official twitter: @livestockreview  |  follow our official instagram: livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pro Kontra Revisi UU Peternakan (Bag I)

  • Livestock Review
  • Dec 23, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Indonesia Butuh Pengembangan Pasca Panen Jagung

  • Livestock Review
  • Dec 25, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima

  • Jan 12, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 3
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima
  • 5
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023
 

Instagram

livestockreview
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Jika pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah menginginkan keberhasilan pembangunannya tinggi di bidang peternakan, maka para penyusun program perencanaan pembangunan peternakan harus pula dilibatkan dan ditempatkan sebagai “pengawal program pembangunan” yang diberikan kekuasan khusus karena mereka bukan tenaga struktural, pada saat program tersebut dilaksanakan.
Lumpy skin disease (LSD) merupakan penyakit kulit pada sapi asal Afrika yang sangat sulit diberantas.
Waspada !!! Badai Penyakit Mulut dan Kuku (FMD) belum Selesai, LSD sudah Menyebar
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.