Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • news

Dideklarasikan, Masyarakat Kesejahteraan Hewan Ternak Indonesia (Indofast)

  • Livestock Review
  • Jul 10, 2012
  • No comments
  • 3 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Bisnis. Dalam rangkaian kegiatan IndoLivestock 2012, Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (PB ISPI) dan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) telah mendeklarasikan “MASYARAKAT KESRAWAN  TERNAK INDONESIA/MKTI (INDONESIAN FARM ANIMAL WELFARE SOCIETY/INDOFAST).

Acara yang dilangsungkan bersama penyelenggaraan Workshop “Mewujudkan Pengelolaan Rumah Potong Hewan Indonesia yang Berprinsip Kesejahteraan Hewan” tersebut berlangsung di Balai Sidang Senayan Jakarta, di sela-sela penyelenggaraan pameran akbar Indolivestock 2012  pada 4-6 Juli lalu. Herry Susanto selaku ketua panitia dalam Seminar dan Workshop Kesejahteraan hewan (kesrawan), memaparkan,“tujuan dari diselenggarakannya acara kesrawan adalah dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas peternakan dan kesehatan masyarakat veteriner di Indonesia”.

World Society for the Protection of Animal (WSPA) selaku lembaga di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang pada saat itu diwakili oleh Rob Gregory menyambut positif acara itu karena sesuai dengan fokus WSPA untuk memfasilitasi perlindungan hewan, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Ketua Umum PB PDHI Wiwiek Bagja menyatakan bahwa antara sarjana peternakan dan dokter hewan kini tak lagi dapat berjalan sektoral. “Kita harus bahu-membahu untuk mengangkat isu utama yaitu pangan”, ujarnya lugas.

Dalam acara workshop kesrawan tersebut, dihadirkan para pembicara dari berbagi sektor terkait kesrawan dengan pembicara utama dari PDHI, ISPI, LPPOM MUI, Perwakilan dari RPH Bogor. Tantangan implementasi kesrawan pada tata cara pemotongan hewan qurban disampaikan secara rinci oleh Wiwiek Bagja. Untuk memahami kesejahteraan hewan terlebih dahulu haruslah para peternak memahami alur penyediaan daging untuk masyrakat dimulai dari peternakan, distribusi, stockyard, penanganan ternak, restraint, hingga pemotongan hewan dan kualitas dagingnya.

Hewan yang hakikinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan, jelas Wiwiek, harus dilakukan pemanfaatan yang sesuai dengan perilaku yang memenuhi perintah Allah yaitu sesuai dengan fatwa MUI agar terjamin kehalalannya dan sesuai dengan teknik higienis dan sanitasi. Azas-azas kesejahteraan hewan telah mengatur pula cara manusia memperlakukan hewan sesuai dengan ketentuan hukum, mengingat hewan yang akan dipotong merupakan makhluk yang bernyawa dan memiliki perasaan/indera.

Kesrawan adalah status keadaan fisik dan statu keadaan kejiwaan (psikologi) dari hewan. Hewan itu tidak bisa dipukul rata status kesejahteraannya, serta perlu diteliti dan kemudian ditetapkan secara ilmiah, kekhususan setiap spesies sebagai makhluk hidup.

Pedoman untuk kesrawan mengacu pada peraturan internasional yang telah diatur dalam OIE Terrestrial code 2006 dan telah pula diatur dalam UU no 18/2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan, bahwa kesrawan memiliki hubungan yang kritikal dengan keswan dan prinsip 5 kebebasan (5F). Prinsip 5F yang diacu oleh kesrawan harus diimplementasikan dalam pemotongan hewan qurban yaitu bebas lapar dan haus melalui akses ke air segar dan diet untuk menjaga kesehatan dan tenaga, bebas dari ketakutan dan stress dengan memastikan kondisi dan perawatan yang menghindar adanya stress, bebas dari ketidaknyamanan fisik dan suhu udara dengan menyediakan lingkungan yang sesuai termasuk tempat berlindung dan area istirahat yang nyaman, bebas dari kesakitan, kecederaan dan penyakit melalui pencegahan diagnosa dan perawatan yang cepat serta bebas untuk mengekspresikan pola perilaku normal dengan menyediakan ruang yang memadai, fasilitas yang tepat dan hewan dari jenis yang sama untuk menemani. “Keseluruhan prinsip tersebut dapat menjadi acuan yang berguna dalam mengukur kesrawan”, ujar Wiwiek.

 follow our twitter: @livestockreview

penulis: paramita | editor: soegiyono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Konsumsi Protein Hewani Sejak Dini

  • Livestock Review
  • Jul 9, 2012
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • news

Menakar RPH Berprinsip Kesejahteraan Hewan

  • Livestock Review
  • Jul 11, 2012
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.