Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Kampus

Budidaya Kelinci dengan Pola Integrasi

  • Livestock Review
  • May 31, 2012
  • One comment
  • 2 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Kampus. Ternak kelinci merupakan ternak potensial penghasil daging. Potensi tersebut perlu didukung dengan ketersediaan pakan yang baik dan harus mengutamakan potensi bahan baku pakan lokal/organik.

Orientasi penyediaan pakan kelinci organik menunjukkan bahwa sistem manajemen produksi diharapkan mampu meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agro-ekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah yang mengacu pada standar produksi organik. Dr. Husmy Yumiati dari Himpunan Masyarakat Perkelincian Indonesia (HIMAKINDO) dalam Wokshop Pakan Kelinci di Auditorium JHH Fakultas Peternakan IPB kampus IPB Darmaga Bogor 26 Mei 2012 lalu mengatakan, pola pengembangan peternakan kelinci dapat dilakukan dengan membuat kelompok peternak yang bergerak di bidang pemeliharaan, sentra pembibitan ternak, sentra pengolahan hasil dan pemasaran. Pola tersebut harus secara terintegrasi di kembangkan sehingga akan memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan peternaknya.

Salah satu model integrasi usaha ternak kelinci adalah pola integrasi yang dikembangkan oleh Koperasi Peternak Kelinci (Kopnakci) Bogor. Koperasi yang terdiri dari 24 anggota binaan ini telah melakukan kegiatan integrasi usaha pabrik pakan, pembibitan, pengolahan hasil (daging, kulit, kotoran kelinci) serta pembinaan secara rutin kepada anggotanya. Pusat integrasi yang digagas dan dikembangkan oleh Kopnakci adalah Kampoeng Kelinci Gunung Malang di Desa Tenjolaya Kabupaten Bogor.

Pusat integrasi ini dikelola dengan manajemen profesional berbasis koperasi sehingga keuntungan dari bagi hasil usaha akan kembali kepada anggotanya sebagai SHU. “Koperasi merupakan salah satu bentuk kelembagaan usaha yang melibatkan anggotanya secara langsung sebagai customer dan owner serta menjangkau dimensi ekonomi dan sosial,” demikian ditegaskan Wahyu Darsono, Ketua Kopnakci.

Sekjen Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) Prof. Nahrowi Ramli menyampaikan tentang strategi produksi dan penyediaan pakan kelinci. menurutnya, secara mendasar pakan kelinci yang baik harus memiliki karakteristik seimbang, palatable, murah, dan tidak mengandung unsur yang berbahaya. Pakan yang baik juga harus memperhatikan dampak terhadap ternak dari sisi produksi pada perode maturity, pertumbuhan, dan orientasi pembibitan atau penggemukan. Penyediaan, seleksi, formulasi dan pencampuran bahan pakan yang baik merupakan aspek pokok untuk menghasilkan pakan kelinci yang berkualitas.

“Kebutuhan nutrien kelinci secara umum terdiri dari kebutuhan hidup pokok (maintenance), pertumbuhan dan produksi sehingga kita perlu strategi dalam membuat pakan yang efisien sesuai kebutuhan kelinci, teknologi pelleting dapat diterapkan dalam penyediaan pakan kelinci yang baik,” papar Nahrowi.

Pada kesempatan itu, Prof Nahrowi juga membimbing para peserta workhsop dalam praktek pembuatan pelet kelinci. Praktek pembuatan pakan menggunakan mesin mixer, diskmill dan peleter. Bahan baku pakan yang digunakan yakni tepung rumput alfafa, tepung ikan, tepung jagung, dedak, polard dan onggok melalui formulasi sederhana memberikan wawasan yang aplikatif bagai para peserta workshop.

follow our twitter: @livestockreview

sumber: humas kopnaci | editor: soegiyono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Strategi Produksi Pakan Kelinci Organik untuk Dukung Swasembada Daging

  • Livestock Review
  • May 30, 2012
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Riset

Mengapa Kita Perlu Minum Susu

  • Livestock Review
  • Jun 1, 2012
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.