Livestockreview.com, Kampus. Dua peneliti Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, yaitu Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN. Eng dan Ir. Dyah Maharani, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) berkat penelitiannya dalam membuat teknologi fermentasi pakan komplet “burger pakan” dan alat penanda DNA. Penghargaan diserahkan secara daring pada Kamis, 6 Agustus 2020 lalu.
Ali Agus menjelaskan, teknologi fermentasi pakan komplet “burger pakan” telah dikembangkan sejak 15 tahun terakhir. Pengembangan teknologi pakan tersebut didasarkan pada fakta bahwa umumnya peternak sapi potong memberi pakan berupa jerami, tebon jagung, dan pakan konsentrat yang berasal dari limbah pertanian dan industri seperti dedak padi, kulit kopi, kakao, dan sebagainya yang memiliki kualitas nutrisi relatif rendah.
Untuk meningkatkan kualitas nutrisi pakan, Ali Agus mengembangkan burger pakan ditambah dengan multi mikrobia yang dinamai saos burger pakan untuk meningkatkan kualitas nutrisinya. Dengan demikian, ketika sapi mengonsumsi pakan dengan adanya penambahan/perlakuan saos burger pakan, maka nutrisi dan kecernaannya meningkat sehingga dapat lebih meningkatkan produktivitas ternak. Kalau diberikan pada sapi pedaging, maka burger pakan dapat mempercepat pertumbuhannya.
Burger pakan merupakan teknologi yang mudah, murah, aman dan baik, yang terbuat dari jerami, padi, dedak gandum, molase, dan larutan mikrobia. Jerami merupakan bahan yang mudah didapat dan murah. Proses fermentasi juga hanya berlangsung selama 24 jam.
Fapet UGM telah mengimplementasikan pembuatan burger pakan ketika terjadi erupsi Merapi pada 2010. Burger pakan ternak menjadi solusi penyediaan pakan ternak berkualitas untuk puluhan ribu sapi milik peternak terdampak erupsi.
editor: listyorini | sumber: fpt ugm
follow our ig: www.instagram.com/livestockreview