Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Referensi

Susu Cair Lebih Diminati Konsumen

  • Livestock Review
  • Jun 28, 2012
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Referensi. Kondisi pasar susu segar di Indonesia saat ini cenderung monopolistik. Populasi penyedia susu segar di Indonesia terutama terdapat di daerah Malang, Pasuruan, dan Boyolali dimana sekitar 60% populasi terdapat di daerah tersebut. Peternak yang mengusahakan pemeliharaan sapi perah sebagian besar (70.74%) hanya memiliki 1-3 ekor sapi. Padahal, produk susu dan daging merupakan komoditi yang bernilai tinggi. 

Kondisi ini disebabkan, salah satunya karena pendapatan konsumen yang belum tinggi. Konsumsi susu memang ikut dipengaruhi pendapatan konsumen. Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka konsumsi akan daging dan susu pun semakin tinggi. Hal ini dikenal dengan istilah livestock revolution. Industri susu pun perlu memperhatikan beberapa isu utama dalam dairy industry diantaranya yaitu mengenai daya dukung lahan, small farm size, low productivity, dan low farm profitability.

Indonesia memang menjadi pasar yang menjanjikan untuk berbagai produk termasuk susu, dimana populasi penduduk yang tinggi terkait dengan jumlah pembelian. Pertumbuhan penduduk Indonesia memang cepat, tetapi tidak dengan pertumbuhan sapi atau industri sapi di Indonesia. Penduduk Indonesia sekitar 50% merupakan penduduk dibawah umur 30 tahun dan merupakan pasar yang potensial untuk produk susu. Tidak hanya hal itu, Indonesia juga memiliki konsumen di level middle class sebanyak 50%. Level ini tergolong level yang paling banyak melakukan konsumsi dan kebutuhan yang diperhatikan pun bukan hanya food and baverages melainkan mereka mulai memperhatikan personal care. Konsumen pada level ini pula yang dapat menjadi target untuk konsumen susu.

Pertumbuhan konsumsi susu saat ini dapat dikatakan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan konsumsi susu berdasarkan pembagian karakteristik umur. Menurut hasil riset Nielsen Indonesia, susu pertumbuhan untuk anak usia diatas 1 tahun mengalami peningkatan sebesar 10%. Bila dibagi lebih spesifik lagi, susu untuk usia 1-3 tahun mengalami kenaikan konsumsi sebanyak 7% dan usia 3-5 tahun mengalami kenaikan 3-19% untuk jenis powder milk. Namun, untuk kategori umur dibawah 1 tahun, justru mengalami penurunan. Faktor yang mempengaruhi hal ini yaitu adanya trend untuk memberikan ASI kepada bayi bukan melalui infant milk.

Jenis powder milk saat ini tengah mengalami penurunan pembelian jika dibandingkan dengan liquid milk. Saat ini, liquid milk lebih diminati dikarenakan kemudahan untuk mengkonsumsinya. Penjualan liquid milk selalu mengalami peningkatan. Kondisi ini biasanya dimanfaatkan perusahaan untuk memproduksi kedua jenis susu, yaitu powder dan liquid.

 follow our twitter: @livestockreview

penulis: lisa | editor: sitoresmi fauzi

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Minum Susu Harus Menjadi Kebiasaan Masyarakat Indonesia

  • Livestock Review
  • Jun 27, 2012
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Siap-siap Kampanye Gizi di Pameran Indolivestock 2012

  • Livestock Review
  • Jun 29, 2012
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima

  • Jan 12, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 3
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima
  • 5
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023
 

Instagram

livestockreview
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Jika pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah menginginkan keberhasilan pembangunannya tinggi di bidang peternakan, maka para penyusun program perencanaan pembangunan peternakan harus pula dilibatkan dan ditempatkan sebagai “pengawal program pembangunan” yang diberikan kekuasan khusus karena mereka bukan tenaga struktural, pada saat program tersebut dilaksanakan.
Lumpy skin disease (LSD) merupakan penyakit kulit pada sapi asal Afrika yang sangat sulit diberantas.
Waspada !!! Badai Penyakit Mulut dan Kuku (FMD) belum Selesai, LSD sudah Menyebar
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.