Livestockreview.com, Berita. Industri ayam dan telur nasional saat ini sebenarnya mampu menyediakan protein hewani nasional. Bahkan, ketika pemerintah Australia menutup keran impor sapi sebanyak 500.000 ton, industri peternakan ayam dan petelur siap mengisi pangsa pasarnya.
“Industri peternakan ayam dan petelur nasional sudah swasembada dan mampu memenuhi kebutuhan protein hewan masyarakat,” ujar Ketua Umum Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) Don P Utoyo.
Dia mengungkapkan, produksi telur tahun ini ditaksir mencapai 1,4 milar kilogram (kg) atau 1,4 juta ton. Sementara produksi daging ayam mencapai 1,6 juta ton ekor. Apabila dikonversi menjadi ayam hidup menjadi 2,4 miliar.
Jumlah itu jika dikonversikan daging dan tulang (carcass) sebesar 1,7 miliar kg dan kalau dihitung bobot daging sebesar 900 juta kg. Indonesia sebetulnya sudah berswasembada ayam dan telur, lanjutnya, karena dari segi produksi jauh lebih banyak ketimbang angka konsumsi yang rendah.
Produksi ayam Indonesia mencapai 1,6 juta ekor atau setaraf dengan 2,4 miliar kg daging ayam. Sementara untuk telur, produksi Indonesia mencapai 1,4 juta ton telur. “Sedangkan kebutuhan masih rendah sehingga minat masyarakat untuk beternak sedikit karena tidak laku,” katanya.
Namun demikian seiring membaiknya makro perekonomian serta meningkatnya daya beli masyarakat diprediksikan pertumbuhan produksi telur dan ayam tahun depan akan meningkat tujuh persen. Menurut proyeksi FMPI tahun depan konsumsi ayam dan telur bisa naik sekitar 5-10 persen dengan asumsi perekonomian Indonesia yang semakin baik. follow our twitter: @livestockreview
penulis: damanhuri | editor: soegiyono