Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Songsong 2013, Pemerintah Tetapkan 92 Importir Sapi dan Daging

  • Livestock Review
  • Dec 28, 2012
  • One comment
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Bisnis. Kebijakan impor daging dijaga ketat oleh pemerintah, dan saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) telah memberi rekomendasi kepada 92 perusahaan untuk melakukan impor sapi bakalan dan daging sapi beku di tahun 2013. Rinciannya, 72 perusahaan akan mengimpor daging beku dan 20 perusahaan mengimpor sapi bakalan.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Syukur Iwantoro, mengatakan ia meneken surat rekomendasi pemasukan (SRP) impor sapi bakalan tanggal 4 Desember 2012. Kemudian, tanggal 5 Desember, ia meneken SRP impor daging beku untuk hotel, restoran dan katering (horeka).

Pemerintah telah menetapkan kuota impor daging sapi untuk 2013 seberat 80.000 ton. Perinciannya, impor sapi bakalan 267.000 ekor setara 48.000 ton dan daging beku 32.000 ton.

Sebagian besar daging beku impor diprioritaskan untuk kebutuhan horeka, yakni berupa prime cut dan fancy seperti buntut. Adapun sebagian kecil daging impor, yakni berupa secondary cut atau CL 85 dan CL 65, diperuntukkan bagi industri olahan.

Skema SRP di 2013 berbeda dengan SRP 2012. SRP pada tahun depan berlaku langsung satu tahun, sementara SRP saat ini berlaku enam bulan sekali. Meski demikian, Kementan tetap mengatur realisasi impor daging beku per semester dan realisasi impor sapi bakalan setiap kuartal.

Pemerintah akan bersikap tegas mengawal impor daging sapi. Misalnya, apabila impor daging beku tak terwujud di semester pertama, maka jatah itu tak bisa dialihkan ke semester kedua. “Jika dimasukkan ke semester dua akan kena penalti,” kata Syukur.

Dengan skema SRP selama satu tahun, menurut Syukur, maka tidak ada penambahan alokasi impor daging pada tahun depan. Sebagai perbandingan, di kebijakan impor tahun ini, pemerintah semula menetapkan impor daging sapi 85.000 ton, meliputi 41.000 ton sapi bakalan dan 44.000 daging sapi beku. Namun pada semester kedua 2012 pemerintah menambah alokasi impor daging sapi beku seberat 7.000 ton untuk industri horeka.

Soal penambahan impor daging sapi beku, Syukur beralasan karena ada jenis tertentu seperti CL-85 dan CL-65 yang tak bisa diproduksi pelaku usaha domestik. “Sekarang kan sudah tahu, jika tak bisa diproduksi di dalam negeri. Kami sudah menghitung kebutuhannya sehingga tak perlu lagi tambahan impor,” ungkap Syukur.

Sejatinya masih ada sisa kuota impor 2012 yang belum terealisasi, yakni 2.000 ton daging beku dan 2.600 ekor sapi bakalan. “Kebutuhan di akhir tahun ini dan awal tahun depan masih bisa dipenuhi dari situ,” kata Syukur.

Distribusi berupa daging beku, buka sapi hidup

Pemerintah tetap berkomitmen memangkas impor daging sapi demi mewujudkan swasembada daging sapi pada 2014 mendatang. Menteri Pertanian Suswono mengakui saat ini persebaran daging sapi tidak merata. Hal ini menyebabkan harga daging sapi di beberapa daerah melonjak karena minimnya suplai. “Sebenarnya populasi sapi kita cukup karena ditopang daerah penghasil seperti Jawa Timur dan NTT,” kata Suswono. Tapi ada kendalanya yaitu sistem distribusi sapi daerah produksi ke daerah konsumsi seperti Jakarta.

Demi mengantisipasi macetnya sistem distribusi, Menteri Suswono mengusulkan agar pembangunan rumah potong hewan (RPH) di wilayah sentra produksi sapi segera direalisasikan. Jadi, nantinya pendistribusian ke wilayah konsumsi sudah dalam bentuk daging beku, bukan lagi sapi hidup.

follow our twitter: @livestockreview

penulis: k0ntan  | editor: soegiyono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Pengawas Mutu Pakan Harus Kompeten, Kapabel, Profesional dan Berkinerja Baik

  • Livestock Review
  • Dec 27, 2012
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Penjualan Produk Susu dan Olahan Tumbuh 7%

  • Livestock Review
  • Dec 29, 2012
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.