Livestockreview.com, Bisnis. Pengembangan masyarakat merupakan upaya mengembangkan sebuah kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan aktif, dengan berlandaskan prinsip-prinsip keadilan sosial dan saling menghargai. Pengembangan masyarakat melibatkan usaha-usaha yang memampukan individu dan kelompok-kelompok masyarakat untuk dapat memecahkan masalah-masalah sosial serta untuk memiliki pilihan nyata yang menyangkut peningkatan kualitas hidup di masa depan.
Hal itu dapat diimplementasikan dengan pembangunan wilayah berbasis keterkaitan desa dan kota, yakni dengan mendorong aliran barang dari desa ke kota, menarik aliran uang, investasi, teknologi, informasi dari desa ke kota, serta menumbuhkan lapangan kerja di pedesaan dengan meningkatkan penuerapan tenaga kerja, sekaligus menghambat arus urbanisasi.
“Pertanian masih menjadi matapencaharian sebagian masyarakat pedesaan,” kata Dr. Andre R Daud, Dosen pada Studio Ekonomi Produksi, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Bandung dalam Diskusi Online #Edisi10 dengan tema “Praktik Bisnis Inklusif untuk Pengembangan Usaha di Sektor Pertanian dan Peternakan” pada Rabu (20/5).
Acara diselenggarakan oleh Yayasan CBC Indonesia (YCI) dan Indonesia Livestock Alliance (ILA) dengan berkolaborasi dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Partnership for Indonesia Suistainable Agriculture (PISAgro) atas dukungan Australia-Indonesia Partnership Promoting Rural Incomes through Support for Markets in Agriculture (PRISMA).
PRISMA adalah sebuah program Kemitraan Pembangunan antara Pemerintah Australia (Department of Foreign Affairs and Trade, DFAT) dengan Pemerintah Indonesia (Bappenas). Kemitraan pembangunan multitahun ini bertujuan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Narasumber penting lain yang hadir dalam diskusi rutin yang diselenggarakan untuk yang ke-10 itu yakni Ir. R. Anang Noegroho Setyo Moeljono, M.E.M (Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas), Lulu Wardhani (Unit Manager, Rural Development Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT)), Devin Marco (Head of Portfolio PRISMA), M. Burmansyah K. (Manager Partnership & Smallholder PT Pupuk Kalimantan Timur), Regi Diar Patrizia (Business Development KJUB Puspetasari), Febroni Purba (Manager Marketing PT Sumber Unggas Indonesia), Adapun sebagai pembahas diskusi adalah Prof Tjeppy D Soedjana, peneliti senior dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak).
Praktik pengembangan bisnis inklusif yang dipraktikkan oleh Andre tersebut berlokasi di Kelapanunggal, Sukabumi yang memiliki potensi besar untuk mengoptimalkan keterkaitan desa dan kota sebagai instrumen pembangunan wilayahnya, terutama dalam hal pengentasan kemiskinan. Banyak pelaku yang tidak memiliki lahan pertanian, atau sempit sehingga kemudian menjadi buruh tani.
Dalam hal ini, ternak domba menjadi aset hidup yang nyata bagi buruh tani, sementara pisang adalah tanaman yang tidak kenal musim, tidak perlu lahan khusus, dan bisa campur tanam dengan tanaman lain. Dengan integrasi pisang dan domba, maka cara budidaya seperti itu dapat lebih menguntungkan bagi petani dan peternak.
Cara pembinaan yang dilakukan adalah yang kini dikenal luas dengan nama Pengembangan Sistem Pasar atau Market Sistem Development (MSD). Pendekatan ini memusatkan pemikiran di dalam suatu sistem pasar yang ada di sekitar masyarakat atau penerima manfaat.
Pola pendekatan seperti ini dipercaya dapat meningkatkan secara berkelanjutan taraf hidup masyarakat yang tidak mampu, dengan melibatkan pertumbuhan produktivitas dan bisnis dari semua pelaku, termasuk penerima manfaat itu sendiri. Perubahan-perubahan ini akan dapat dicapai melalui stimulasi praktik-praktik bisnis yang inklusif dan menguntungkan semua pemain di dalam sistem pasar tersebut.
editor: apriliawati | sumber: yci-ila
follow our ig: www.instagram.com/livestockreview