Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • news

Peternak Minta Harga Susu Rp 7000 per liter

  • Livestock Review
  • Apr 30, 2011
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Berita. Peternak sapi perah berharap harga susu di tingkat industri pengolahan susu dapat ditingkatkan menjadi Rp 7.000 per liter. Saat ini, harga pembelian susu oleh industri pengolahan susu berkisar Rp 3.500 hingga Rp 3.700 per liter.

Ketua Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, Jawa Barat, Dedi Setiadi, mengatakan, dari jumlah tersebut, harga susu yang diterima peternak sekitar Rp 3.000 hingga Rp 3.450 per liter. ”Petani tak memiliki daya tawar yang cukup untuk meminta kenaikan harga susu di tingkat industri pengolahan susu,”kata Dedi di Lembang, Bandung belum lama ini.

Harga Rp 3.500-Rp 3.700 per liter itu sudah bertahan sekitar dua tahun. Sebelum tahun 2005, harga masih rendah, sekitar Rp 1.900-Rp 2.100 per liter. Pada tahun 2007-2008 sempat menyentuh angka Rp 3.500-Rp 3.800 per liter.

Harga susu di tingkat industri pengolahan susu tersebut sangat rendah dibandingkan negara lain. Di Filipina, misalnya, harga dari peternak ke koperasi sekitar Rp 4.800 per liter. Di tingkat yang sama, harga di Thailand sekitar Rp 5.022 per liter, di Vietnam sekitar Rp 4.000 per liter, dan di Malaysia sekitar Rp 5.400 per liter.

Satu ekor sapi perah dapat menghasilkan susu setidaknya 10 liter per hari, dalam dua kali waktu perah, pagi dan sore. Namun, jika produksinya bagus, seekor sapi dapat menghasilkan hingga 20 liter per hari.

Sapi milik Dedi di Desa Cikahuripan, Lembang, Jabar, misalnya, dapat menghasilkan hingga 18 liter per hari. Total produksi dari 30 ekor sapi milik Deni sekitar 540 liter per hari. Dengan asumsi, susu produksi sapi milik Dedi dihargai Rp 3.000

per liter, maka setiap hari ada pemasukan kotor sebesar Rp 1,62 juta. Namun, jumlah ini belum dikurangi harga pakan sapi berupa makanan konsentrat sebanyak dua kali sehari dan rumput juga dua kali sehari. ”Kalau harga susu bisa ditingkatkan, kesejahteraan peternak juga bisa meningkat,”ujar Dedi Setiadi.

Kredit sapi perah
Terkait peningkatan kemampuan peternak sapi, KPSBU memperoleh kredit dari Bank Saudara untuk disalurkan kepada peternak sapi. Kredit dapat digunakan untuk beragam keperluan terkait usaha beternak sapi, di antaranya membeli sapi, membeli

pakan sapi, dan kebutuhan beternak sapi lain.

Kusumahadi, Wakil Pimpinan Bidang Pemasaran Bank Saudara Kantor Cabang Wastukencana, menyampaikan, per Desember 2010, total portofolio kredit cabang Wastukencana sebesar Rp 200 miliar. Sekitar Rp 80 miliar di antaranya merupakan kredit untuk sektor usaha kecil, mikro, dan menengah. Dari kredit yang dikucurkan untuk sektor UMKM tersebut, sekitar Rp 30 miliar di antaranya untuk usaha peternakan sapi perah dan produk turunannya.

”Kami targetkan pada tahun ini, kredit sektor UMKM bisa tumbuh Rp 30 miliar. Dengan demikian, kredit untuk usaha peternakan sapi perah dan produk turunannya turut menyumbang kenaikan kredit,” kata Kusumahadi.

sumber: kompas | editor: soegiyono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • news

Unduh File Presentasi Standar dan Regulasi Penyembelihan Ternak untuk Hasilkan Produk Halal

  • Livestock Review
  • Apr 22, 2011
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • news

Akhirnya, Pemerintah Re-ekspor Daging dan Jeroan Ilegal

  • Livestock Review
  • May 2, 2011
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • news

Big Data di Industri Perunggasan: Pengertian dan Kegunaannya

  • Jan 5, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Ini 10 Pernyataan Sikap PPSKI terhadap Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia

  • Jun 29, 2022
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Segera Tetapkan Penyakit Mulut dan Kuku sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB)

  • Jun 9, 2022

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 3
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima
  • 5
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023
 

Instagram

livestockreview
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Jika pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah menginginkan keberhasilan pembangunannya tinggi di bidang peternakan, maka para penyusun program perencanaan pembangunan peternakan harus pula dilibatkan dan ditempatkan sebagai “pengawal program pembangunan” yang diberikan kekuasan khusus karena mereka bukan tenaga struktural, pada saat program tersebut dilaksanakan.
Lumpy skin disease (LSD) merupakan penyakit kulit pada sapi asal Afrika yang sangat sulit diberantas.
Waspada !!! Badai Penyakit Mulut dan Kuku (FMD) belum Selesai, LSD sudah Menyebar
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.