Livestockreview.com, Bisnis. Pakan adalah bagian terpenting dalam industri perunggasan. Bisnis ini sangat dipengaruhi pertumbuhan GDP dunia, harga pangan dunia, konsumsi pakan/kapita, dan impor bahan baku pakan. Pertumbuhan GDP dunia berpengaruh tidak langsung terhadap industri pakan.
Penurunan GDP dunia yang menurun pada tahun 2008-2009 berpengaruh terhadap peningkatan harga pangan dunia, terutama harga jagung dan kedelai.
Harga pangan dunia dari tahun 1990 hingga 2007 cukup stabil, namun karena terjadinya krisis global pada tahun 2008 mengakibatkan kenaikan harga pangan yang cukup tinggi dan dirasakan dampak hingga sekarang. Tingginya harga jagung dan kedelai yang juga merupakan bahan baku utama pakan unggas menyebabkan tingginya harga pakan di Indonesia. Bencana kekeringan di Amerika, terutama sentra produksi jagung dan kedelai sangat berpengaruh terhadap melambungnya harga bahan pakan.
Dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Asohi di Jakarta belum lama ini, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pakan Ternak (GPMT) Sudirman mengatakan, berdasarkan harga jagung rata-rata di Amerika Serikat, harga jagung dari tahun 1973 hingga 2007 tidak melebihi $3.50. Pada tahun 2008, harga jagung rata-rata di Amerika Serikat mengalami peningkatan yang tinggi, yaitu sekita $4.00-$4.50, dan hingga tahun 2011 sudah mencapai $6.00.
Hal ini juga terjadi pada harga kedelai rata-rata di Amerika Serikat, harga kedelai dari tahun 1973 hingga 2007 tidak melebihi $8.00. Harga kedelai rata-rata di Amerika Serikat mulai mengalami peningkatan yang tinggi, yaitu sekitar $11.00, hingga tahun 2011 juga terus mengalami peningkatan menjadi $13.00. Di Indonesia, sebelum harga kedelai dunia mengalami peningkatan, harga kedelai di Indonesia sudah mengalami kenaikan karena kurangnya kedelai di pasar domestik karena terhambatnya transportasi di Argentina.
penulis: r1k4 | editor: soegiyono
follow our twitter: @livestockreview