Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • news

Perlu 50 Hari untuk Mengkonversi 5000 Ekor Sapi Menjadi Daging Siap Olah

  • Livestock Review
  • Nov 20, 2012
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Bisnis. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti mengingatkan hal yg sudah sangat jelas perihal tata niaga sapi yang saat ini sedang heboh karena kelangkaan daging sapi.

Bayu menjelaskan bahwa pedagang pasar dan konsumen butuh daging sapi, dan bukannya sapi hidup. Alur konsumen untuk mendapatkan daging sapi yakni, ternak sapi harus diangkut dari tempat pemeliharaan, dipotong di rumah pemotongan ewan (RPH), dibersihkan, diangkut ke pasar, dijual, baru dibeli konsumen.

Memotong sapi di RPH, jelasnya, sejak sapi datang sampai jadi karkas daging siap didagangkan butuh waktu kurang lebih 1-1,5 jam per ekor sapi. “Jadi dengan 10 jam kerja, satu RPH hanya bisa potong dan bersihkan 6-8 ekor sapi. Kalau dua jalur pemotongan bisa 12-16 ekor per hari,”jelas Bayu melalui akun twitternya.

Bayu menandaskan, di Jakarta – Bogor – Depok – Tangerang – Bekasi (Jabodetabek), ada kurang lebih 10 RPH, dengan kapasitas sekitar 100 ekor pemotongan per hari. Maka, untuk memotong 5000 ekor sapi, membutuhkan 50 hari dalam pemrosesannya hingga siap didistribusikan ke masyarakat.

Ia juga mengingatkan bahwa untuk mengangkut sapi dari sebagai salah satu lumbung sapi Indonesia, yakni Nusa Tenggara Barat (NTB), membutuhkan waktu 4-5 hari per 250 ekor, dengan kapasitas 1 truk bisa memuat kurang lebih 10 ekor. Maka, untuk mengirim 5000 ekor sapi dari NTB, membutuh waktu 20-an hari untuk sampai ke Jakarta.

Jadi, untuk mengangkut dan memotong sapi sebanyak 5000 ekor sapi NTB, akan membutuhkan waktu kurang lebih 70 hari untuk menjadi pasokan daging yang siap didistribusikan ke konsumen Jakarta.

penulis: tri4man | editor: soegiyono

follow our twitter: @livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • news

Permintaan Bahan Baku Pangan Pengaruhi Harga Pakan

  • Livestock Review
  • Nov 19, 2012
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Susu untuk Remaja Putri

  • Livestock Review
  • Nov 20, 2012
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.