Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Opini

Pelajaran Penting dari Program Swasembada Daging 2014 (Bag I)

  • Livestock Review
  • Dec 19, 2013
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Opini. Program swasembada daging telah digulirkan tiga kali yakni tahun 2005, tahun 2010, dan tahun 2014. Tidak seperti dua program sebelumnya, program swasembada daging 2014 merupakan salah satu butir capaian kinerja Kabinet Gotong Royong II dalam kontrak politik antara Menteri Pertanian dan Presiden RI.

Indikator tercapainya swasembada daging sapi tahun 2014 nanti adalah impor daging dan impor sapi bakalan pada tahun 2014 hanya 10% dari total kebutuhan nasional. Dalam merencanakan strategi dan kegiatan di lapangan maupun membuat cetak biru swasembada daging 2014, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan(Ditjen PKH) tidak sendiri. Beberapa pakar dan akademisi diajak diskusi.

Bahkan para pimpinan asosiasi juga sering dilibatkan dalam rangka pengambilan berbagai kebijakan. Semua dilakukan secara sangat hati-hati dan tidak serampangan. Semua keputusan diambil berdasarkan data yang jelas sumbernya.

Puluhan kegiatan dilakukan di banyak provinsi dan ratusan milyar rupiah bahkan trilyunan rupiah digelontorkan agar supaya produktivitas ternak sapi mampu menjamin 90% ketersediaan daging sapi di Indonesia. Namun demikian, sensus pertanian yang dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 menunjukkan adanya penurunan populasi ternak sapi sebesar 15% dalam dua tahun terakhir. Terlepas dari tercapai tidaknya menekan impor daging sapi dan sapi bakalan sampai 10% tahun 2014 nanti, kita memperoleh banyak pelajaran dari program swasembada daging 2014 ini.

Kita menjadi tahu betul tataniaga perdagangan sapi dan daging sapi di Indonesia secara lebih gamblang. Rantai distribusi sapi dari peternak sampai ke jagal dirumah potong hewan (RPH) cukup panjang yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi.Pola penyembelihan sapi sangat tidak standar dan jauh dari pemenuhan prinsip kesejahteraan hewan. Kecurangan para tukang daging di RPH ketika melakukan proses penyembelihan sapi sampai distribusi daging ke pasar becek.

Ketidakberdayaan petugas pemerintah daerah dalam mengendalikan dan mengelola RPH sehingga kondisi RPH makin hari selalu makin memburuk. Tidak akurasinya informasi tentangsapi seperti bangsa sapi, bobot badan saat potong, dan bobot karkas yang diterbitkan petugas RPH karena tidak diterapkannya standar yang telah digariskan pemerintah; dan masih banyak sederet permasalahan yang perlu dibenahi. (BERSAMBUNG, klik di sini untuk lanjutannya)

muladno, guru besar pemuliaan dan genetika ternak faster ipb dan ketua umum himpunan ilmuwan peternakan indonesia, dikutip seperti yang ditulis dalam halaman facebooknya | editor: sitoresmi fawzi

follow our official twitter: @livestockreview  |  follow our official instagram: livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Impor Jagung untuk Bahan Baku Pakan di 2013 Capai 3,2 Juta Ton

  • Livestock Review
  • Dec 18, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Sebuah Ide Sertifikasi Lahan Peternakan dari Mahasiswa UGM

  • Livestock Review
  • Dec 20, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima

  • Jan 12, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 3
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima
  • 5
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023
 

Instagram

livestockreview
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Jika pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah menginginkan keberhasilan pembangunannya tinggi di bidang peternakan, maka para penyusun program perencanaan pembangunan peternakan harus pula dilibatkan dan ditempatkan sebagai “pengawal program pembangunan” yang diberikan kekuasan khusus karena mereka bukan tenaga struktural, pada saat program tersebut dilaksanakan.
Lumpy skin disease (LSD) merupakan penyakit kulit pada sapi asal Afrika yang sangat sulit diberantas.
Waspada !!! Badai Penyakit Mulut dan Kuku (FMD) belum Selesai, LSD sudah Menyebar
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.