Sumber: www.poultryindonesia.com | Tak dapat dipungkiri, krisis keuangan dunia yang terjadi akhir-akhir ini berdampak pada penurunan harga barang komoditas, yang salah satunya adalah bahan baku pakan seperti jagung –yang porsinya dominan dalam menentukan harga pakan.
Dari pantauan kami harga jagung di tingkat petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur (15/10) terus turun mendekati angka Rp. 2.000,- . Konsekuensi logisnya : peternak mengharapkan harga pakan turun sekitar Rp. 1.000,-,, sementara pabrik pakan semestinya secara bertahap akan menerapkan penurunan harga pakan mengikuti kondisi harga bahan baku. Situasi ini lebih jauh akan menyebabkan penurunan HPP (Harga Pokok Produksi), yang pada akhirnya harus disadari adalah penurunan harga produk unggas. Suatu kondisi yang menuju keseimbangan baru.
Kondisi perekonomian akhir 2008 hingga awal 2009, tampaknya masih dirundung ketidakpastian. Beberapa surat kabar harian memaparkan situasi perekonomian yang kurang menyenangkan. Diperkirakan, dalam waktu dekat sejumlah pengusaha akan berganti haluan bisnis, dari yang berorientasi ekspor menjadi berorientasi dalam negeri akibat turunnya permintaan sejumlah negara yang terhantam krisis. Itu artinya, ratusan ribu pekerja bersiap menghadapi PHK akibat situasi krisis ekonomi yang mengglobal ini. Sejumlah besar pengangguran ini tentu akan berdampak langsung pada penurunan daya beli terhadap pemenuhan kebutuhan hidup, termasuk produk unggas – daging dan telur ayam.