Livestockreview.com, Kampus. Langkah strategis dalam menjamin ketersediaan bahan pakan lokal strategis antara lain dengan melakukan langkah-langkah menjadikan pakan sebagai komoditas komersial melalui pemanfaatan lahan marginal, membuka peluang bagi petani, menciptakan harga yang kompetitif.
Langkah lainnya yakni penguatan/pengembangan komponen SLP yaitu sarana/prasarana; softsystem; sumberdaya pakan, asar/depot logistik/ bank pakan;(c)memanfaatkan potensi yang tersedia;(d)fungsionalisasi lumbung pakan;(e)mengembangkan teknologi pakan hi-fer (hijau, awet, fermentasi, dalam kemasan komersial, praktis dan mudah diproduksi dan menguntungkan petani/peternak sehingga dapat digunakan sebagai suply pakan sapi selama pengangkutan.
Hal itu mengemuka dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Supply Chain Bahan Pakan Lokal Strategis untuk Ketahanan Pangan Nasional” di Fakultas Peternakan IPB Bogor. FGD yang dilaksanakan pada Senin, 18 Desember 2017 lalu tersebut diselenggarakan bersama oleh FLPI – AINI – HITPI.
Dalam acara itu, Dr.Dedi Budiman Hakim, dosen Fakultas Ekonomi Manajemen IPB membahas tentang konsep kebijakan supply chain pakan lokal strategis dan implikasinya. Menurut Dedi, peran Pemerintah sangat dibutuhkan dalam menjamin struktur supply chain bergerak cepat: time delivery dan efesiensi market. “Sebagai salah satu contoh adalah rantai pasok jagung mengalami rantai yang sangat panjang, semakin panjang jalur yang dilalui maka harga semakin tinggi sehingga diperlukan solusi bagaimana jagung dari petani dapat dengan mudah sampai kepada konsumen akhir,” jelas Dedi.
FGD ini berjalan interaktif, moderator mampu mengarahkan diskusi untuk mencapai output yang diharapkan. Moderator dalam kegiatan FGD ini adalah Pengurus Pusat AINI Dr.Mursyid Ma’sum. Ia adalah Direktur Pakan Ditjen PKH periode 2010 -2015. Menurutnya, bahan pakan di Indonesia sebanyak 80% merupakan bahan impor, 20% berasal dari bahan pakan lokal dengan kondisi ketersediaan bahan pakan impor bersifat pasti sedangkan bahan pakan lokal tidak dapat dijamin ketersediaannya. “Diskusi mengenai bahan pakan selalu mengenai komoditas, bahasan mengenai proses logistik dari hulu sampai ke hilir belum banyak dibicarakan sebagaimana topik FGD yang dibahas FLPI kali ini”, ujar Mursyid.
Terdapat beberapa poin penting yang dihasilkan pada FGD yang diselenggarakan FLPI kali ini, antara lain (1) Mengidentifikasi bahan pakan lokal strategis, untuk unggas yaitu jagung dan bekatul, untuk ruminansia berupa hijauan yaitu indigofera & rumput gajah, (b)Mengidentifikasi komponen supply chain yang mendesak untuk dibenahi (sistem logistik pakan dan transportasi), akan diusulkan kepada pemerintah, (c) Mengidentifikasi antara bahan pakan dan pakan, untuk unggas dan ruminansia, (d)
Menyepakati untuk melaksanakan pertemuan kembali sebagai tindak lanjut dari FGD ini, (e) Menambahkan peserta diskusi (melibatkan Kementerian Perhubungan, Kementerian Kominfo terkait sistem informasi pakan), (f)menghasilkan policy paper berdasarkan data kepada Pemerintah,(g)Direktorat Pakan, Kementerian Pertanian bersedia untuk melakukan tindak lanjut dari diskusi FLPI ini.
follow our twitter: @livestockreview
sumber: flpi | editor: soegiyono