Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • news

Mengoptimalkan Pakan Ternak Domestik Melalui Ilmu dan Teknologi Pakan

  • the editor
  • Sep 20, 2012
  • One comment
  • 1 view
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Berita. Memanfaatan bahan pakan lokal, masih menghadapi persoalan kualitas nutrisi yang bervariasi dan adanya risiko cemaran kontaminan berbahaya seperti mikotoksin. Diperlukan teknologi yang tepat untuk meningkatkan nilai nutrisi dan mengurangi efek toksik dari cemaran.

“Ilmu dan teknologi pakan terkait hal tersebut harus dikembangkan, yang bermuara pada tersedianya teknologi yang mudah dan murah agar diadopsi oleh pengguna,”jelas Ketua AINI Prof Ali Agus. Perlakuan teknologi pada bahan pakan atau pakan, tambahnya dapat berupa fisik, kimia dan biologi atau kombinasi antara ketiganya. Masing-masing teknologi tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Ali menguraikan tentang update teknologi pakan terkini, yakni tentang perlakuan teknologi secara biologis yang melibatkan peranan mikrobia untuk meningkatkan nilai nutrisi dan mengurangi cemaran toksik. Ia mencontohkan teknologi itu yakni teknologi fermentasi substrat padat atau solid state fermentation.
Fermentasi substrat,jelasnya, merupakan proses fermentasi atas bantuan mikrobia seperti bakteri, yeast atau fungi, dengan memanfaatkan bahan baku berupa substrat padat sebagai sumber karbon atau energi. “Berbagai limbah pertanian seperti jerami padi, jerami jagung, pucuk tebu, dan limbah industri seperti dedak padi, dedak gandum, bagase tebu, onggok atau ampas ketela pohon, bungkil kopra, bungkil kelapa sawit dan sebagainya dapat dipergunakan sebagai substrat,”katanya. Teknologi fermentasi substrat padat sebenarnya telah dikembangkan oleh nenek moyang kita seperti ketika mereka membuat tempe dan tape.
Di Indonesia, menurut pemantauan Ali, penelitian dan aplikasi teknologi fermentasi pada pakan seperti pada jerami padi telah dimulai sejak tahun 1990-an. “Jerami padi hasil fermentasi terbukti memiliki nilai nutrisi yang lebih baik, dengan kadar protein kasar dan kecernaan lebih tinggi dibanding jerami padi non fermentasi,”tandasnya.
Ali bahkan telah melakukan inovasi teknologi lebih jauh dalam dua tahun terakhir ini, yakni mengembangkan teknologi pakan komplet fermentasi atau fermented complete feed untuk penggemukan ternak domba. Prinsip pembuatannya yakni bahan pakan hijauan, jerami atau sumber serat lain seperti tongkol jagung, dan bahan pakan sumber energi seperti dedak padi, polar, gaplek, tepung jagung, molases ; diformulasikan, kemudian difermentasikan dalam suasana an-aerob sebagaimana pembuatan silase.
“Setelah 3 hari pakan komplet fermentasi tersebut siap diberikan pada ternak,”ujarnya. Dengan memanfaatkan teknologi pakan tersebut, Ali telah membuktikan,pertambahan bobot domba dapat mencapai 150 – 250 g/ekor/hari, atau hampir dua kali lipat lebih tinggi di banding dengan sistem pemeliharaan secara tradisional yang hanya 100 – 125 g/ekor/hari.
Ali yakin, metode fermentasi substrat padat sangat prospektif untuk dikembangkan karena mampu mengoptimalkan bahan pakan yang nilai nutrisinya rendah, dapat mendetoksifikasi toksin, mudah pelaksanaannya, dan murah biayanya, sehingga membantu menekan biaya produksi dan meningkatkan keuntungan peternak. “Teknologi fermentasi adalah technology for the future. Oleh karena itu, teknologi ini relevan untuk dikembangkan guna mengantisipasi problem pakan di masa yang akan datang,”tandasnya.

penulis: muh. yassin | editor: soegiyono

 follow our twitter: @livestockreview

the editor

Menyelesaikan kuliah di Universitas Gadjah Mada Fakultas Peternakan Yogyakarta, pada 2006 bersama beberapa para ahli teknologi pangan merintis pendirian majalah teknologi dan industri pangan.Minat yang disukai adalah dalam hal jurnalistik, pangan, peternakan, wira usaha dan teknologi.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Memanfaatkan Limbah Kulit Pisang untuk Pakan Unggas

  • Livestock Review
  • Sep 19, 2012
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Tantangan Masa Depan Pembangunan Peternakan Nasional

  • Livestock Review
  • Sep 21, 2012
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.