Livestockreview.com, Produk olahan. Hari raya Lebaran identik dengan opor ayam, sambal hati, rendang, dan berbagai makanan lain dengan bahan baku daging sapi atau ayam. Itulah sebabnya permintaan daging sapi dan ayam menjelang Lebaran meningkat drastis, dan mengundang orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menjual ayam bangkai (tiren) dan daging gelonggongan. Bagaimana cara menghindarinya?Ayam tiren adalah sebutan umum bagi ayam bangkai yang mati sebelum disembelih. Tiren merupakan kependekan dari ‘mati kemaren’. Sedangkan daging sapi gelonggongan adalah daging yang berasal dari sapi yang sebelumnya telah diberi minum secara berlebih dengan tujuan memperberat bobot tubuhnya.
Majelis Ulama Indonesia telah mengharamkan daging gelonggongan karena ditengarai ketika diberi minum banyak sapi yang telah mati sebelum dipotong. Sementara ayam tiren, memiliki penyebab kematian yang tidak jelas, bahkan mungkin saja mati karena penyakit. Hal ini tentu saja dapat membahayakan orang yang mengonsumsi ayam tiren.
Beberapa tip berikut ini bisa sangat bermanfaat agar masyarakat tidak tertipu membeli daging gelonggongan atau ayam tiren.
Tampilan fisik
Daging gelonggongan maupun ayam tiren dapat dibedakan dengan daging dan ayam yang disembelih secara biasa. Bila ayam normal berwarna putih pucat, ayam tiren berbercak kemerahan, terutama di bagian pembuluh darahnya. Penampakan ayam tiren juga akan terlihat berbeda bila dibandingkan dengan ayam potong segar.Kesannya,daging ayam terlihat pucat, tidak segar. Itulah sebabnya daging tiren sering diberi warna penguning untuk menutupi ciri ayam tiren tersebut. Adapun untuk daging gelonggongan, ciri fisik yang paling mudah terlihat adalah daging yang dijual tidak digantung.Jika digantung, airnya akan menetes keluar. Daging sapi normal akan terlihat basah, namun ketika dipegang cenderung kering dan kenyal, berbeda dengan daging gelonggongan yang lembek.
Harga tidak menipu
Harga merupakan salah satu tolak ukur dalam membedakan daging ilegal dengan yang tidak. Harga daging ayam tiren dan glonggongan pasti jauh lebih murah dibanding ayam potong atau daging biasa, karena kualitasnya rendah. Pengecualian atas harga tentu saja berlaku bila daging tersebut berasal dari operasi pasar yang digelar pemerintah, karena sumbernya sudah pasti jelas. Intinya, kita mesti waspada kalau dijual dengan harga tidak wajar.
Penjualnya tidak berani masuk pasar
Pada umumnya penjual daging ilegal berada di luar pasar, tidak berada di dalam lingkungan pasar.Penjual daging atau ayam bisa marah bila tahu ada penjual daging ilegal masuk pasar di area tempat mereka jualan.
Meskipun ciri-ciri ayam tiren dan daging gelonnggongan sudah banyak diketahui,masyarakat tetap perlu hati-hati, terutama karena daging ilegal ini banyak yang telah diolah menjadi makanan jadi, hingga susah untuk diidentifikasi. Untuk hal yang disebut terakhir, harus diketahui asal-usul bahan baku daging yang digunakan. Jadi jangan asal pilih. ra/ti/ind
follow our twitter: @livestockreview