Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Opini

Mencari Sebab Harga Telur Anjlok

  • Livestock Review
  • Oct 14, 2013
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Opini. Lika-liku perjalanan harga telur yang begitu fluktuatif menghiasi obrolan para peternak ayam petelur akhir-akhir ini. Penurunan harga yang sangat signifikan terlihat pada beberapa hari terakhir, harga telur ras perkilogram nya mencapai angka 12200 /kg untuk daerah Semarang.

Kondisi harga telur ini juga dipertegas oleh Slamet, salah satu peternak ayam petelur Tirto Unggul, Sekopek-Semarang. “Harga telur ayam ras saat ini mencapai 13.000/kg untuk skala besarnya,” katanya. Selain itu ia juga menyatakan keresahannya atas harga telur ayam saat ini.

Atas dasar kondisi saat ini saya mencoba menganalisis penyebab terjadinya penurunan harga tersebut. Dalam sejarah perteluran di Indonesia hampir selalu terjadi paradoks yakni disaat harga pakan naik, selalu diikuti dengan turunnya harga telur.

Rantai hubungan antara pabrik pakan dengan peternak

Pabrik pakan dalam melaksanakan fungsi utamanya dalam penyediaan pakan bagi pengusaha budidaya ayam petelur biasanya menyetujui kontrak kerja. Kontrak kerja itu yakni, peternak sebagai pelanggan tetap (partner bisnis) yang secara kontinyu akan disuplai pakan dari pabrik tersebut. Dan tentunya peternak diuntungkan. Stok pakan biasanya diambil dalam jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan ternak selama 1-2 minggu atau bahkan 1-2 bulan, begitu sangat diuntungkan dari sisi harga karena masih menganut harga pakan sebelumnya. Disatu sisi pabrik pakan menghendaki sistem pembayaran di awal atau biasa disebut cash before delivery (CBD). Bagi peternak skala besar (populasi >100.000 ekor) sistem tersebut tidak menjadi masalah. Sayangnya bagi mereka yang memiliki ternak skala menengah-ke bawah hal tersebut akan menjadi masalah. Oleh karena itu mereka mencoba untuk mensiasatinya.

Rantai hubungan antara peternak dengan konsumen (bakul)

Salah satu strategi peternak tersebut di atas adalah menjual telur kepada konsumen (partner bisnis) secara kontan yang mana biasanya dibayar kredit dalam tempo 1-2 minggu. Karena pembayarannya kontan maka, konsumen memanfaatkan kondisi tersebut untuk meminta potongan harga atau menawar harga yang lebih rendah dari harga telur di pasar saat itu. Akibatnya harga pasar mulai terganggu. Paradigma masyarakat saat itu seketika berubah dan terkena imbasnya kepada para peternak ayam petelur lain. Pedagang mulai meminta dengan harga murah karena telah didapati sebelumnya telur yang juga murah. Akhirnya peternak lain juga ikut menjual telurnya, termasuk peternak skala besar. Seolah-olah rantai suplai-chain meningkat dan peternak yang memusnahkan banyak telur. Jawabannya adalah TIDAK!

zia zannititah pawana (@kaptenzztp), fakultas peternakan dan pertanian universitas diponegoro | editor: sitoresmi fauzi

follow our twitter: @livestockreview

 

 

 

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Tumpeng Ayam Raksasa Meriahkan Festival Agriculture 2013

  • Livestock Review
  • Oct 13, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Kiat Menyimpan Daging Segar dari Hewan Kurban

  • Livestock Review
  • Oct 14, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima

  • Jan 12, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 3
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima
  • 5
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023
 

Instagram

livestockreview
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Jika pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah menginginkan keberhasilan pembangunannya tinggi di bidang peternakan, maka para penyusun program perencanaan pembangunan peternakan harus pula dilibatkan dan ditempatkan sebagai “pengawal program pembangunan” yang diberikan kekuasan khusus karena mereka bukan tenaga struktural, pada saat program tersebut dilaksanakan.
Lumpy skin disease (LSD) merupakan penyakit kulit pada sapi asal Afrika yang sangat sulit diberantas.
Waspada !!! Badai Penyakit Mulut dan Kuku (FMD) belum Selesai, LSD sudah Menyebar
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.