Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mencari Sebab Harga Daging “Tetap Tinggi” (Bag II)

  • Livestock Review
  • Jan 11, 2014
  • One comment
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Referensi. Pada 2013, hasil sensus ke-2 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) ternyata populasi ternak sapi dan kerbau turun drastis dari 16,7 juta (2011) menjadi 14,2 juta ekor (2013). Di tahun ini terjadi pengurasan populasi sapi, untuk memenuhi kebutuhan konsumen karena tidak ada impor. Penurunan ini diduga penyebabnya adalah pengetatan impor sapi dan daging di
tahun 2012 dan pemotongan sapi betina produktif.

Hasil penelitian Tawaf dkk (2013) menunjukkan bahwa telah terjadi pemotongan sapi lokal betina umur produktif 31,04%. Kemudian pemerintah merobah kebijakannya, yang berorientasi kepada upaya penurunan harga daging sapi, bukannya peningkatan produksi dan daya saing daging sapi di dalam negeri.

Sampai akhir tahun 2013 diperkirakan impor sapi bakalan dan sapi siap potong mencapai sekira 450 ribuan ekor dan daging sapi mencapai 100 ribu ton. Kenyataan ini menunjukkan bahwa swasembada daging telah gagal dengan sendirinya.

Ternyata kebijakan importasi daging dan sapi bakalan yang dikeluarkan pemerintah, untuk tahun 2014 diperkirakan lebih dari satu juta ekor sapi dan daging sekira 150 ribu ton. Jumlah ini, tertinggi dalam sejarah importasi sapi dan daging di Indonesia.

Kondisi kebijakan ini ternyata telah pula memicu peningkatan harga yang sangat signifikan, semula harga CIF sapi bakalan sekira 2 USD/kg berat badan kini menjadi sekira 3 USD/kg. Pada saat harga CIF sapi di Australia sekitar 2 USD/kg nilai tukar hanya Rp. 9.500,00/USD kini nilai tukarnya merosot menjadi lebih dari Rp. 12.000,00/USD.

Atas dasar hal tersebut, kiranyanya sangat mustahil upaya menurunkan harga daging sapi dengan cara membuka kran impor seperti ini. Belum lagi dampaknya yang akan terjadi terhadap kondisi peternakan sapi potong rakyat di dalam negeri yang akan terpukul akibat kebijakan tersebut.

Selain hal tersebut di atas, kekacauan harga juga disebabkan oleh beredarnya daging impor yang berisi jeroan dan daging-daging kelas tiga (variety meat) ke pasar tradisional. Padahal kebijakan tersebut bertentangan dengan Permendag No. 22/2013 pasal 15 bahwa daging dan jeroan diimpor hanya untuk keperluan hotel, restoran dan katering, bukannya diperjualbelikan di pasar tradisional.

Jika ini dibiarkan, maka kebijakan perbibitan, revitalisasi RPH Daging impor yg beredar di pasar tradisional di Bandung yang tengah dibina, pola kemitraan, program KUPS dengan sendiri akan terhenti. Hal ini sama saja kebijakan pemerintah bersifat kontra produktif dan mendahulukan kepentingan konsumen ketimbang produsen dalam negari. Dalam jangka panjang, jika kondisi seperti ini dibiarkan, maka negeri ini akan terperangkap pada kondisi ketergantungan impor. (BERSAMBUNG)

sumber: ppski (editor: sugiyono)

follow our official twitter: @livestockreview  |  follow our official instagram: livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mencari Sebab Harga Daging “Tetap Tinggi” (Bag I)

  • Livestock Review
  • Jan 10, 2014
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mencari Sebab Harga Daging “Tetap Tinggi” (Bag III-HABIS)

  • Livestock Review
  • Jan 12, 2014
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama
  • news

Teknologi Smart Farming Perunggasan yang Diharapkan

  • Sep 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Kiat Memaksimalkan Potensi Genetik Ayam Broiler Modern

  • Sep 15, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Tingkatkan Layanan Terbaik bagi Peternak, BroilerX dan Widodo Makmur Unggas Jalin Kerjasama Strategis

  • Sep 8, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Manfaat Penerapan Teknologi di Budidaya Unggas

  • Sep 7, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • news

Turunkan Angka Stunting, Tingkatkan Konsumsi Protein Hewani

  • Aug 7, 2023

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    • news
    Teknologi Smart Farming Perunggasan yang Diharapkan
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Kiat Memaksimalkan Potensi Genetik Ayam Broiler Modern
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Tingkatkan Layanan Terbaik bagi Peternak, BroilerX dan Widodo Makmur Unggas Jalin Kerjasama Strategis
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Manfaat Penerapan Teknologi di Budidaya Unggas
  • 5
    • Fokus Utama
    • news
    Turunkan Angka Stunting, Tingkatkan Konsumsi Protein Hewani
 

Instagram

Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.