Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • news

Menata Sistem Pasokan Daging Sapi Lokal

  • Livestock Review
  • Feb 27, 2013
  • One comment
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Bisnis. Pemerintah menjamin bisa menekan harga dading sapi yang sempat menembus angka Rp 100.000 per kilogram akibat kelangkaan pasokan. Caranya adalah lewat penerbitan surat keputusan bersama (SKB) Menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri.SKB tersebut memerintahkan daerah yang menjadi produsen sapi seperti Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat memprioritaskan pasokan daging sapi ke sentra konsumen, terutama di DKI Jakarta dan Jawa Barat. SKB ini sekaligus solusi bagi keraguan produsen di daerah yang khawatir pembayaran macet lantaran tak ada jaminan.

Di sisi lain, cara ini juga untuk menepis keengganan dari rumah potong hewan (RPH) dan penjual menerima suplai sapi lokal. Dengan cara ini, mereka tidak mengandalkan pada pengadaan sapi impor.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Syukur Iwantoro menyatakan, SKB pasokan sapi bertujuan merasionalkan harga daging, khususnya di Ibukota dan sekitarnya. “Draf SKB sudah selesai di Kemtan dan tinggal finalisasi di Kemdagri,” katanya.

Menurut Syukur, ada beberapa ketentuan pending dalam SKB ini. Antara lain, mengatur tata niaga daging sapi di daerah produsen dan sentra konsumen. Selain itu, mekanisme yang digunakan terkait pengiriman daging sapi adalah lewat pola kemitraan bisnis antara peternak dan pembeli.

Agar sistem ini berjalan, peternak di daerah produsen daging sapi bakal bekerjasama dengan RPH setempat. Selanjutnya, RPH mengirim pasokan dalam bentuk daging beku sehingga kualitas bisa terjaga.

Terkait distribusi, Kemtan bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “PT Kereta Api (KAI) sudah menyiapkan kereta khusus untuk mengirimkan daging sapi ke Jakarta dan Jawa Barat, dengan tarif murah,” imbuh Syukur.

Sebelumnya, Kemtan juga telah mencapai kesepakatan dengan tujuh provinsi produsen daging sapi untuk memasok 255.000 ekor sapi potong ke DKI Jakarta dan 380.262 ekor ke Jawa Barat. Provinsi tersebut di antaranya Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.

Namun, Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) justri khawatir pasokan daging beku yang melimpah akan mematikan usaha pedagang eceran daging sapi segar. “Pengiriman mayoritas daging yang dibekukan bisa mematikan pasar tradisional,” ungkap Asnawi, Ketua APDI.

Untuk itu, Asnawi meminta pemerintah membuat kebijakan secara mendetail. Sebab, pasar tradisional cuma butuh daging sapi segar sedangkan daging beku mayoritas masuk pasar modern. “Pasokan juga harus dipenuhi dengan pengiriman sapi hidup,” katanya.

follow our twitter: @livestockreview

sumber: k0nt4n | editor: soegiyono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Kualitas Daging ditentukan oleh Status Kesejahteraan Hewannya

  • Livestock Review
  • Feb 26, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Mengapa Takut Makan Kuning Telur?

  • Livestock Review
  • Feb 28, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima

  • Jan 12, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 3
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima
  • 5
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023
 

Instagram

livestockreview
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Jika pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah menginginkan keberhasilan pembangunannya tinggi di bidang peternakan, maka para penyusun program perencanaan pembangunan peternakan harus pula dilibatkan dan ditempatkan sebagai “pengawal program pembangunan” yang diberikan kekuasan khusus karena mereka bukan tenaga struktural, pada saat program tersebut dilaksanakan.
Lumpy skin disease (LSD) merupakan penyakit kulit pada sapi asal Afrika yang sangat sulit diberantas.
Waspada !!! Badai Penyakit Mulut dan Kuku (FMD) belum Selesai, LSD sudah Menyebar
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.