Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • news

Memulihkan Peternakan Rakyat Pasca Erupsi Merapi

  • Livestock Review
  • Nov 16, 2010
  • One comment
  • 1 view
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Berita. Letusan Gunung Merapi telah meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi warga yang ada di sekitar lereng Merapi. Selain memporak-porandakan rumah-rumah penduduk dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa, semburan awan panas dari perut Merapi juga memporakporandakan usaha peternakan rakyat. Bagaimana memulihkannya?Nyaris tak ada yang tersisa, kecuali hewan ternak yang mereka tinggalkan di rumah dan masih selamat. Hewan ternak ini menjadi satu-satunya harapan mereka untuk menyambung hidup selepas dari pengungsian.

Itu sebabnya, mereka yang masih memiliki hewan ternak di kandang tetap nekat memberi makan setiap hari meski wilayahnya masuk di zona bahaya. Beternak dan bertani memang menjadi mata pencaharian utama bagi sebagian besar warga yang tinggal di lereng Merapi, khususnya di kawasan rawan bencana.

Masyarakat umumnya beternak sapi serta kambing. Untuk membantu meringankan kerugian warga ini, pemerintah berjanji akan membeli ternak korban Merapi. Tapi, rupanya tidak semua peternak bersedia menjual hewan ternak mereka. Untuk menyelematkan ternak-ternak tersebut, pemerintah menyediakan tempat penampungan.

Hingga pertengahan Nopember sudah ada 167 titik penampungan yang tersebar di empat kabupaten yaitu Sleman, Klaten, Boyolali dan Magelang. Beradasarkan catatan dari Tim Identifikasi Penanganan Ternak Korban Merapi (Divisi Identifikasi dan Evakuasi) hingga Jum’at lalu sudah ada 6.787 ekor ternak yang berada di penampungan. Titik penampungan akan terus bertambah seiring makin banyaknya hewan ternak yang berhasil dievakuasi.

Jumlah ternak yang ditampung dalam satu penampungan berbeda-beda. Ada titik penampungan yang hanya menampung belasan ekor ternak, tapi ada juga penampungan yang berisi ratusan ekor ternak.

Kondisinya juga beragam. Ada penampungan yang memang layak untuk beternak dan dalam jangka yang lama. Namun, ada pula yang sifatnya hanya untuk keadaan darurat saja. Contohnya penampungan ternak di Lapangan Tlogoadi, Mlati, Sleman. Di lapangan seluas 400 m² tersebut ditampung puluhan ekor sapi dan kambing dengan tenda terpal plastik dengan kondisi seadanya.

Namun para pemiliknya boleh bersyukur, karena awalnya di tempat tersebut tidak tersedia air untuk minum ternak. Akhirnya, “Tim sudah membelikan pompa air untuk menyalurkan air ke lapangan dari sumur warga,” ujar Ketua Tim Divisi Eksekusi dan Distribusi (Divisi II) Dr. Ali Agus.

Kondisi ternak di penampungan beragam. Beberapa sapi terlihat kurus karena pasokan pakan yang terbatas harus dibagi dengan ternak lain. Tak hanya itu, “Ternak juga banyak yang menderita stres karena perpindahan tempat, sehingga tim membutuhkan suplemen anti stres atau makanan tambahan untuk ternak yang stres,” tambah Ali Agus yang juga Ketua Cabang Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) wilayah DI Yogyakarta tersebut.

Yang juga masih menjadi persoalan, belum semua ternak berhasil diungsikan. Ida Tjahajati, Ketua Tim Identifikasi Penanganan Ternak Korban Merapi, mengatakan, salah satu kendala evakuasi adalah masih banyaknya ternak yang berada di lokasi rawan bencana letusan Merapi. “Kalau naik ke atas kami harus didampingi petugas keamanan,” kata Ida.

Keterbatasan tenaga lapangan dan dana juga menghambat proses evakuasi tersebut. Maka tidak aneh kalau baru 10,96% hewan ternak di wilayah rawan yang sudah berhasil dievakuasi.

Terlepas dari masalah teknis koordinasi tersebut, Menteri Pertanian Suswono berjanji, pemerintah siap membantu dana evakuasi. Besarnya Rp 600 juta. Menurut Suswono, dana tersebut bukan diambil dari anggaran pemerintah tetapi swadaya masyarakat. “Dana ini swadaya dihimpun oleh Kementerian Pertanian dari berbagai pihak, seperti asosiasi dan produsen pakan ternak,” ujarnya, saat mengunjungi penampungan hewan ternak korban Merapi di Yogyakarta, akhir pekan lalu.

Dari Rp 600 juta tersebut sebanyak Rp 400 juta untuk operasional. Sementara sisanya untuk biaya pakan ternak di lokasi-lokasi penampungan. kt/ind

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • news

Battle of Chef, Perang Memasak Berbahan Baku Daging

  • Livestock Review
  • Nov 9, 2010
Baca selengkapnya...
Next Article
  • news

Produk Susu Khusus Pria L-Men Luncurkan Kemasan Ready to Go

  • Livestock Review
  • Nov 19, 2010
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • news

Big Data di Industri Perunggasan: Pengertian dan Kegunaannya

  • Jan 5, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Ini 10 Pernyataan Sikap PPSKI terhadap Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia

  • Jun 29, 2022

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.