Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Melirik Bisnis Ternak Lebah Madu

  • Livestock Review
  • Oct 14, 2019
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Bisnis. Dengan kekayaan alam dan potensi besar dalam pengembangan usaha ternak lebah madu, Indonesia diyakini dapat menjadi produsen terkemuka lebah madu dunia. Hal itu tidaklah berlebihan, apalagi sebanyak 6 dari 7 species lebah madu di dunia ada di Indonesia.

Luas daratan Indonesia sekitar 200 juta hektar, dengan 40% di antaranya berpotensi menghasilkan pakan lebah (bee forage). “Dari total areal tersebut dapat menghasilkan sekitar 80.000-200.000 ton dalam setahun,” kata Guru Besar Fakultas Peternakan IPB Prof. Dr. Asnath M. Fuah dalam sebuah pelatihan tentang Manajemen Produksi dan Logistik Lebah Madu Tropika yang diselenggarakan oleh Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) di Kampus Fakultas Peternakan IPB, Kampus Darmaga Bogor pada 8-9 Oktober 2019.

Potensi pengembangan beternak lebah madu di Indonesia sangat prospektif. Asnath memaparkan, jika dibandingkan dengan negara lain, konsumsi madu di Indonesia masih sangat rendah. Konsumsi madu masyarakat Jepang mencapai 200-300 gram/kapita/tahun atau paling tinggi di negara-negara Asia. Di Eropa, terutama Swiss dan Jerman konsumsinya lebih tinggi, yaitu 800-1500 gram/kapita/tahun. “Di Inggris, Amerika Serikat, dan Perancis konsumsi madu bahkan telah mencapai 1000 -1600 gram/kapita/tahun,” katanya. Bandingkan dengan konsumsi madu di Indonesia yang baru mencapai 10-15 gram/kapita/tahun. Penyebab rendahnya konsumsi madu Indonesia antara lain yakni madu hanya dikonsumsi sebagai suplemen; harga madu asli relatif mahal, daya beli kurang, dan rendahnya pengetahuan tentang madu.

Potensi besar budidaya ternak lebah juga ditunjukkan oleh data dari Asosiasi Perlebahan Indonesia (API) yang angka konsumsi madu Indonesia berkisar 7.000 – 15.000 ton per tahun. Padahal, produksi madu lokal Indonesia saat ini baru mencapai 4.000 – 5.000 ton per tahun, yang berarti Indonesia kekurangan produksi madu lokal sebanyak 3.500-11.000 ton/tahun. “Terjadi gap antara suplai dan demand madu,”kata Asnath.

Adapun potensi jenis lebah madu yang prospektif untuk dibudidayakan di Indonesia antara lain yakni lebah hutan Apis dorsata, lebah lokal Apis cerana, lebah impor Apis mellifera, dan lebah lokal trigona. Prospek bisnis ternak lebah tidak hanya madu saja, namun juga produk ikutan lain bee pollen, royal jelly, propolis, sengat lebah, lilin lebah, ratu lebah, koloni lebah, dan peralatan budidaya lebah.

Ruang lingkup agribisnis lebah madu juga terbentang luas, mulai dari potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana prasarana, modal usaha, penerapan teknologi panen dan pasca panen, produk hulu-hilir yang dihasilkan, logistik dan supply chain produk lebah. Potensi besar agribisnis lebah madu ini harus dimanfaatkan secara optmimal sehingga Indonesia diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan madu dan produk ikutannya yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

follow our ig: @livestockreview.com

sumber: flpi | editor: apriliawati

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Opini

Adakah Keadilan di Industri Perunggasan?

  • Livestock Review
  • Oct 4, 2019
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Serunya Pemecahan Rekor Makan Sate Klathak di Lustrum X Fakultas Peternakan UGM

  • Livestock Review
  • Nov 11, 2019
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.