Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Kampus

Konggres XII ISPI 2018 Hasilkan Didiek Purwanto sebagai Ketua Umum Periode 2018-2022

  • Livestock Review
  • Dec 18, 2018
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Kampus. Didiek Purwanto terpilih menjadi ketua umum Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (PB ISPI) pada Kongres ISPI XII di Universitas Brawijaya – Malang pada Jumat (7/12). Sebelumnya dia menduduki jabatan Sekretaris Jenderal PB ISPI 2014-2018.

Didiek yang berlatar belakang pengusaha sapi asal Lampung ini menggantikan Prof Ali Agus yang menjabat dari 2014-2018. Dia terpilih melalui mekanisme musyawarah tim formatur. Anggota tim formatur yang dipilih melalui pengajuan nama oleh perwakilan pengurus cabang dan pengurus besar, sekaligus menjadi calon ketua. Didiek terpilih menjadi ketua formatud dan secara mufakat didaulat menjadi ketua ISPI. Didiek merupakan ketua tim formatur berbekal 30 suara cabang, melampaui 5 calon ketua lainnya, yaitu Audy Joinaldy (13 suara), Prof Ali Agus (12 suara), Joko Susilo (11 suara), dan Suyadi (9 suara).

Usai penyerahan pataka dari ketua ISPI demisioner dan dilantik oleh tim formatur, Didiek menggelar konferensi pers. Dia menyatakan akan meneruskan program konsolidasi internal seperti menata keanggotaan, mengaktifkan kepengurusan cabang, pembentukan pengurus cabang baru, dan penggalian sumber dana internal. Selain itu juga melanjutkan upaya meneguhkan legalitas ISPI di Kemenhukham, terlebih pada Kongres XII organisasi ini tepat berusia 50 tahun.

Didiek juga memiliki visi memajukan peternakan nasional era industri 4.0 dengan cara melibatkan sarjana-sarjana peternakan muda. “Membuat organisasi ISPI dan industri peternakan nasional menarik bagi anak muda. Terlebih sektor hilir yang sangat terbuka untuk inovasi dan bisa ditarik ke arah industri kreatif, bisa dijalankan dengan pola-pola industri berbasis digital,” ungkapnya.

Meskipun demikian Didiek tidak menutup kemungkinan pola industri 4.0 juga bisa diadopsi oleh generasi milenial untuk menjalankan segmen budidaya industri peternakan.

Basis data industri peternakan juga menjadi perhatian Didiek. “ISPI akan mendorong perbaikan basis data peternakan dan data pendukungnya terlebih dulu, agar bisa disusun program yang tepat untuk meningkatkan produksi dan efisiensi,” tandasnya.

Selain itu pemilik bendera PT Karunia Alam Sentosa Abadi ini juga menyatakan urgensi untuk mendorong redefinisi dan sinkronisasi ulang parameter / koefisien teknis peternakan terhadap HS Number dan peraturan perdagangan internasional lainnya yang menimbulkan pemahaman dan kebijakan multi tafsir terhadap komoditi yang ditetapkan.

“Contohnya induk sapi, tidak ada dalam nomenklatur perdagangan sehingga kita kesulitan jika akan mengimpor induk sapi. Karena dalam HS Number hanya dikenal istilah sapi bibit dan sapi feeder (bakalan penggemukan). Kalau sapi bibit perlu sertifikat pedigree dan akan dipelihara dalam waktu lama, kalau sapi feeder tak perlu pedigree namun dipelihara dalam waktu singkat. Sapi induk, tidak punya pedigree namun dipelihara dalam waktu lama. Sehingga sapi induk terkena bea masuk karena bulan bibit dan bukan sapi feeder,” urai dia.

Didiek pun menyatakan akan memperjuangkan revisi peraturan yang mengatur lama penggemukan sapi minimal selama 120 hari menjadi lebih singkat. “Karena teknologi budidaya penggemukan sapi sudah maju, mampu menggemukkan lebih cepat. Peraturan harusnya disesuaikan dengan realita industri yang semakin tinggi efisiensinya,” dia menjelaskan.

Pada sisi kelembagaan peternak, dia menyatakan akan melanjutkan upaya ISPI untuk mentransformasi peternak dari peternak individual menjadi korporasi peternak, baik dalam bentuk kelompok peternak maupun koperasi berdasar komoditas ternaknya. “Modelnya bisa mengumpulkan ternaknya, bisa juga dengan join modal. Nanti tergantung kondisi lokal peternaknya,” jelas Didiek.

Pelestarian sumberdaya genetik lokal seperti sapi PO, ketua ISPI terpilih menyatakan harus tetap dilestarikan karena. “Sapi PO secara genetik sangat sesuai dengan kondisi alam Indonesia. Jangan sampai generasi nanti hanya melihat sapi PO dari gambar atau patung saja,” tandas Didiek.

Prof Ali Agus yang mendampingi ketua terpilih menyatakan perputaraan uang di industri peternakan sebesar Rp 600 triliun. “maka subsektor peteenakan semakin seksi bagi siapa saja, bukan hanya sarjana peternakan dan dokter hewan,” ungkapnya.

Dia menyatakan Indonesia yang menyandang status negeri dengan penduduk muslim terbesar si dunia menjadi sasaran pemasaran produk pangan halal global. Produk pangan asal ternak dalam negeri harus memperhatikan aspek aman sehat utuh dan halal (ASUH) sebelum akhirnya tiba-tiba peluang itu disambar oleh produk luar negeri.

sumber: trobos | editor: soegiyono

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Industri Pakan Ternak Kurangi Penggunaan Jagung Hingga 20%

  • Livestock Review
  • Dec 15, 2018
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Pemuda Minang lulusan IT Pulang Kampung jadi Peternak Ayam

  • Livestock Review
  • Dec 29, 2018
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.