Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Kiat Untung Besar dari Bisnis Itik Mojosari

  • the editor
  • Mar 24, 2013
  • One comment
  • 7 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0


Livestockreview.com, Bisnis.
Beternak itik mojosari memang menggiurkan, meski pemeliharaannya tak mudah. Peternak harus mampu menekan biaya pakan, supaya keuntungan mengucur deras. Selain itu, peternak harus menjaga kebersihan kandang agar itik nyaman saat bertelur. Bagi peternak pemula, membudidayakan itik asal Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur, ini bisa melalui dua cara. Pertama, dengan memelihara induk yang siap bertelur. Kedua, menetaskan telur tanpa induk. “Kalau itik siap bertelur itu tinggal menunggu dua minggu, itik akan bertelur. Sedangkan, untuk itik kecil harus menunggu lima hingga enam bulan untuk bertelur,” kata Dody Faisal, peternak itik mojosari asal Mojokerto.

Setidaknya, ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh para peternak, yakni pakan, kandang, dan perawatan. Soal pakan, formula yang salah akan berakibat pada kematian. Itik diberi makan tiga kali sehari dengan menu yang sama setiap harinya. Jangan sampai itik makan bangkai, seperti bangkai tikus atau bangkai cecak, karena berakibat kematian.

Standar pakan yang baik harus memenuhi unsur protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Misal, untuk itik petelur yang berumur 26 minggu ke atas, pakan harus mengandung protein sebesar 18% dan karbohidrat minimal 2.900 kilo kalori.

Setelah mencapai umur empat bulan, itik petelur harus banyak aktivitas atau diangon, untuk mendapatkan pakan tambahan berupa hijauan seperti rontokan padi ataupun cacing.

Namun, selain kombinasi nutrisi yang baik, peternak harus melakukan efisiensi makanan itik. Hal ini dikarenakan keuntungan itik terletak antara lain pada pengelolaan pakan. Biaya pakan itik rata-rata adalah sebesar Rp 40.000 per 100 ekor per hari. Tak hanya pakan, peternak juga harus menyiapkan kandang yang ideal bagi itik. Yakni, cukup angin, cukup sinar matahari, dan selalu kering atau tiada genangan. Sebagai patokan, per satu meter persegi, maksimal diisi oleh empat ekor bebek.

Hal lain yang harus diperhatikan peternak adalah kehangatan suhu untuk kandang day old duck (DOD) atau anak itik usia satu hari sampai tujuh hari. Biasanya, peternak menggunakan lampu bohlam untuk mendapatkan suhu antara 34 derajad celcius hingga 36 derajad celcius, atau suhu yang sama dengan yang ada di dalam telur. Pemanas buatan tersebut mesti dipakai hingga itik berumur tiga minggu.

Kandang itik pun harus diberi alas berupa jerami padi agar itik tidak langsung terkena kelembapan tinggi dan debu yang berasal dari tanah. Jika langsung menyentuh tanah, itik dapat terserang penyakit saluran pernapasan yang dapat mengakibatkan kematian.

Saat itik masih berusia satu hari sampai tujuh hari, kandang itik dengan luas satu meter persegi idealnya dihuni 35 ekor sampai 40 ekor anak itik. Selanjutnya, jumlah anak itik mojosari dalam kandang koloni harus terus dikurangi, karena itik ini masih dalam proses pertumbuhan sehingga membutuhkan tempat yang cukup luas untuk bergerak. Setelah berumur tiga minggu, kandang tak perlu penghangat buatan. Selain itu, itik tidak perlu lagi diberikan vitamin tambahan. Penambahan suplemen hanya dilakukan dalam kondisi tertentu, seperti saat itik sakit.  follow our twitter: @livestockreview

sumber: kontan | editor:sugiyono

the editor

Menyelesaikan kuliah di Universitas Gadjah Mada Fakultas Peternakan Yogyakarta, pada 2006 bersama beberapa para ahli teknologi pangan merintis pendirian majalah teknologi dan industri pangan.Minat yang disukai adalah dalam hal jurnalistik, pangan, peternakan, wira usaha dan teknologi.

Previous Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Kerbau Diandalkan untuk Bajak Sawah

  • Livestock Review
  • Mar 23, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Menjaga Komitmen Swasembada Daging Sapi

  • Livestock Review
  • Mar 25, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Semangat Merantau Para Peserta Magang Perunggasan WBA

  • Dec 31, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Pengembangan Manggot sebagai Biokonversi Sampah dan Alternatif Bahan Pakan Ternak

  • Dec 22, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Mempersiapkan Sarjana Peternakan sebelum Terjun ke Dunia Kerja

  • Dec 16, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Cattle Buffalo Club Fapet UNPAD Gelar Entrepreneurial Zone 2021

  • Nov 21, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • news

Tingkatkan Ketrampilan Mengelola Pakan, Peternak Sulsel & NTB Mendapatkan Pelatihan dari UGM

  • Oct 30, 2021

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • news
    Tingkatkan Ketrampilan Mengelola Pakan, Peternak Sulsel & NTB Mendapatkan Pelatihan dari UGM
  • 2
    • Fokus Utama
    • news
    Sustainable Integrated Farming, Manfaatkan Limbah Sayuran menjadi Media Maggot untuk Pakan Ternak
  • 3
    • Fokus Utama
    • news
    Mengembangkan Potensi Besar Sapi Madura
  • 4
    • Fokus Utama
    • Opini
    Menunggu Nasib Keberlangsungan Perunggasan yang Tumbuh tanpa Pembangunan
  • 5
    • Fokus Utama
    • news
    Pakar Persusuan Ingatkan untuk Tidak Membabi Buta (Panic Buying) dalam Membeli Susu
 

Instagram

livestockreview
....Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya, menyinari dunia....
Pengetahuan tentang manajemen closed house tentunya akan lengkap apabila disertai dengan cara terjun langsung ke lapangan. Dengan magang ke perusahaan langsung akan memberikan banyak pelajaran secara nyata bagaimana manajemen itu sendiri.
Mengapa meri (anak bebek) berenang di belakang induknya? Yukk simak...
Terima kasih Ibu Bapak Guru atas kesabaran, kebaikan, dan dedikasi yang tiada henti diberikan
Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dannperi keadilan.
Semnas X HITPI 2021
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.