Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Kiat Menahan Gempuran Daging Impor

  • Livestock Review
  • Mar 19, 2013
  • One comment
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Bisnis. Dalam menahan arus masuk daging impor dari Australia dan Amerika Serikat, ada baiknya kita mempelajari strategi Korea Selatan dan Taiwan untuk kasus yang sama.Meskipun mendapat tekanan sangat keras dari AS, pemerintah dua negara itu lebih mengutamakan keamanan pangan warganya. Korsel, sebagai pasar ekspor ketiga terbesar, menolak daging sapi Amerika Serikat setelah kemunculan kasus penyakit sapi gila di negara itu. Setelah melalui pergulatan alot, kini Korsel hanya mau menerima daging AS dari sapi yang berumur kurang dari 30 bulan.

Pasal yang diangkat Taiwan lain lagi. Negeri Formosa, pasar ekspor ke-6 terbesar itu, menolak daging AS akibat penggunaan zat perangsang pertumbuhan ractopamine dalam produksi ternak potong. Penggunaan zat ini menghasilkan daging lebih empuk. Dalam kasus ini, Taiwan sama sekali tidak mau menenggang dan siap beradu argumen dengan AS.

Dalam semangat yang sama, kita layak mengapresiasi pernyataan Atase Perdagangan kita di Washington DC saat menanggapi protes peternak sapi AS pascapenolakan Indonesia terhadap daging sapi dari Negeri Paman Sam, terkait kasus sapi gila. Atase perdagangan kita, Ni Made Ayu Marthini menegaskan,” The government of Indonesia’s aim is not to restrict imports, but to ensure that all imported goods are safe for consumption by consumers and safe for the environment.”

Jadi, haruskah kita mengejar konsumsi steak 400 gr, atau tetap setia pada irisan-irisan kecil daging dalam semangkuk soto sapi? Membiarkan konsumsi daging sapi tumbuh alami sesuai kemampuan pasokan dalam negeri atau mengundang daging sarat rekayasa kimia dari luar -dengan segala risiko bahayanya? Mari kita renungkan dan kaji bersama.

follow our twitter: @livestockreview

sumber: bud1 w1djanarko (suara) | editor: sitoresmi fauzi

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Sejarah Peradaban Manusia dalam Mengonsumsi Daging

  • Livestock Review
  • Mar 18, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Mahasiswa Peternakan Se-Indonesia telah Gelar Pertemuan di Makassar

  • Livestock Review
  • Mar 20, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima

  • Jan 12, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 3
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima
  • 5
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023
 

Instagram

livestockreview
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Jika pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah menginginkan keberhasilan pembangunannya tinggi di bidang peternakan, maka para penyusun program perencanaan pembangunan peternakan harus pula dilibatkan dan ditempatkan sebagai “pengawal program pembangunan” yang diberikan kekuasan khusus karena mereka bukan tenaga struktural, pada saat program tersebut dilaksanakan.
Lumpy skin disease (LSD) merupakan penyakit kulit pada sapi asal Afrika yang sangat sulit diberantas.
Waspada !!! Badai Penyakit Mulut dan Kuku (FMD) belum Selesai, LSD sudah Menyebar
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.