Livestockreview.com, Berita. Memakai caping warna hijau di kepalanya, pagi itu Muhsinin (43) sudah mandi keringat saat membajak sawah. Tapi petani warga Dusun Ngelo, Desa Jombor, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Jawa Tengah ini tetap bersemangat saat mengendalikan dua ekor kerbau miliknya untuk membajak lahan sawah.
“Meski ada yang memakai traktor, tapi petani di sini masih banyak menggunakan kerbau untuk membajak sawah,” kata Muhsinin di sela kegiatannya pagi itu. Ayah dari dua anak ini mengemukakan, membajak sawah dengan traktor atau tenaga kerbau, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kalau memakai traktor, memang lebih praktis dan hasil bajakannya lebih padat. Selain itu mereka juga harus mengeluarkan biaya untuk membeli bahan bakar bensin atau solar untuk mesin traktor.
Sementara bila memakai kerbau, hasil bajakan akan lebih dalam meski masih harus diratakan dengan garu. Karena lebih dalam bajakannya itulah, para petani di Desa Jombor lebih suka membajak menggunakan hewan kerbau.
Dia menambahkan, untuk mengendalikan kerbau pun butuh ketrampilan tersendiri. Beruntung sejak kecil drinya sudah dilatih orang tuanya, juga seorang petani untuk turun ke sawah. Dengan demikian hal itu bukan menjadi kesulitan bagi dirinya.
Muhsinin yang asli Desa Jombor itu menandaskan, dari hasil bekerja di sawah itulah, dia bisa menghidupi keluarganya. “Sejak kecil saya sudah membantu orang tua di sawah, dan sampai pekerjaan saya ya menjadi petani,” tegasnya.
Dalam setahun, sawah yang ada di desanya bisa panen dua kali. Di Desa Jombor, sawah memang masih terbentang luas, dan kebanyakan warga desa tersebut berprofesi sebagai petani. Kecamatan Tuntang dikenal sebagai salah satu lumbung beras di Kabupaten Semarang.
sumber: suara | editor: soegiyono