Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Referensi

Kaligesing, Sentra Kambing Peranakan Ettawa

  • Livestock Review
  • Aug 24, 2010
  • No comments
  • 5 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockrview.comn, Referensi. Kaligesing adalah nama kecamatan di daerah Purworejo Jawa Tengah yang identik dengan peternakan kambing peranakan ettawa (PE). Ternak non ruminansia ini telah menjadi ikon dan kebanggaan warga Kaligesing. Dari kambing PE-lah Kaligesing terkenal di seantero Indonesia, bahkan internasional. Kambing yang dipelihara warga masyarakat di Kaligesing yang merupakan jenis Peranakan Ettawa (PE), yakni dengan nenek-moyang kambing berjenis  Ettawa -berasal dari distrik Jamnapari (India). Ciri yang mudah dikenal yakni postur tubuh tinggi-besar, daun telinga panjang dan menggantung, dahi melengkung, dan memiliki bulu paha berbulu panjang, serta warna bulu cokelat atau hitam yang diselingi dengan belang-belang putih.

Karena berpostur tinggi dan besar, beternak kambing PE banyak ditujukan sebagai kambing potong. Tujuan lain adalah sebagai kambing perah unggulan. Sebagai gambaran, seekor induk betina yang sedang hamil atau menyusui mampu menghasilkan 3-6 liter air susu/hari. Itulah sebabnya kambing PE dikenal pula sebagai kambing dwiguna: penghasil daging sekaligus penghasil susu.

Kambing PE dihasilkan dari perkawinan silang antara kambing Ettawa dan kambing kacang (kambing lokal), yang keturunannya memiliki ciri-ciri yang tak jauh dari sang induk, yakni Ettawa. Dan, di Kaligesinglah peternakan kambing PE dikembangkan, dan menjadi pusat kambing PE terbesar di Indonesia. Untuk pengembangan lebih lanjut, pemerintah telah menunjuk Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto sebagai lembaga pendidikan dan riset khusus bagi kambing bertelinga panjang ini. Unsoed menjadikan lima desa di Kaligesing sebagai sentra utama pengembangan ternak ini, yaitu di Desa Donorejo, Tlogoguno, Pandanrejo, Tawangsari, dan Bulosobo. Di lima desa inilah terdapat 16 kelompok ternak kambing PE.

Asal muasal Peranakan Ettawa
Di ‘kampung’ asalnya, yakni di Distrik Jamnapari, India,  Ettawa merupakan bangsa kambing terpopuler dan dipelihara sebagai ternak penghasil susu di India dan Asia Tenggara. Pada 1923, kambing ini diternakkan di sejumlah desa di Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Di kecamatan ini, Ettawa disilangkan dengan kambing lokal. Hasil persilangan itulah yang dikenal dengan Peranakan Ettawa (PE). Kambing PE yang dikembangkan di Kaligesing,memiliki ciri mirip dengan nenek moyangnya, yakni berat badan besar, kepala tegak dengan bentuk muka cembung (melengkung), dengan dagu berjanggut. Di bawah lehernya terdapat gelambir, dengan tanduk di atas kepala mengarah ke belakang, dan ujungnya sedikit melingkar. Tanduk seperti ini dapat ditemui baik pada kambing jantan maupun yang betina.

Bobot pejantan PE dewasa berkisar 65-90 kg, sedangkan yang betina 45-70 kg. Panjang badan 85-105 cm untuk jantan dan 65-85 cm untuk betina. Pada jantan, tinggi gumba atau bagian tertinggi dari punggungnya sekitar 90-110 cm dari tanah, sedangkan pada betina sekitar 70-90 cm.

Sebagai penghasil susu, kambing PE betina yang sehat memiliki ambing berkembang baik dengan puting susu besar dan panjang. Produksi susu setelah melahirkan berkisar 500-3.000 ml per hari. Rentang produksinya sangat panjang, karena hal ini sangat berkaitan dengan kualitas bibit dan tingkat kualitas betina. sm/dam/ind

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Optimum Vitamin Nutrition, Gugus Kendali Mutu Telur

  • Livestock Review
  • Aug 16, 2010
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Referensi

Sejarah Sapi Indonesia

  • Livestock Review
  • Sep 5, 2010
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.