Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Kampus

Kajian Strategi Pencapaian Swasembada Daging 2014

  • Livestock Review
  • Dec 7, 2013
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Kampus. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi dalam bidang pertanian, hal ini sangat mendukung masyarakat Indonesia khususnya para petani maupun peternak dalam mengexplorasi bidang tersebut. Dengan situasi seperti ini seharusnya Indonesia memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

Namun terdapat kendala dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, hal tersebut dapat dilihat salah satunya dari tingginya nilai impor daging Indonesia yang dimulai pada tahun 2004 (Kementan, 2010). Dalam mengatasi kendala tersebut pemerintah mengadakan program Swasembada Daging terkait dengan terus menerus dilakukan penyediaan bakal daging sapi lokal, terdapat berbagai upaya dalam mengatasi masalah tersebut yaitu dengan, (1) Penyediaan daging sapi lokal; (2) peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi lokal (3) pencegahan pemotongan betina produktif; (4) penyediaan bibit sapi; (5) pengaturan stok daging sapi dalam negeri.

Dalam mencapai swasembada daging dibentuk 13 kegiatan operasional karena terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan secara khusus dan memiliki dampak yang signifikan dalam pencapaian program ini. Kegiatan operasional tersebut adalah (1)
pengembangan usaha pembiakan dan penggemukan sapi lokal; (2) pengembangan pupuk dan biogas; (3) pengembangan integrasi ternak sapi dan tanaman; (4) pemberdayaan dan peningkatan kualitas RPH; (5) optimalisasi IB dan InKA; (6) penyediaan dan pengembangan pakan dan air; (7) penanggulangan gangguan reproduksi dan peningkatan pelayanan kesehatan hewan; (8) penyelamatan sepi betina produktif; (9) penguatan wilayah sumber bibit dan kelembagaan usaha; (10) pengembangan pembibitan sapi potong melalui VBC; (11) penyediaan bibit melalui subsidi bunga (KUPS); (12) pengaturan stok sapi bantalan dan
daging sapi; (13) pengaturan distribusi dan pemasaran sapi dan daging.

Program Swasembada Daging Sapi tahun 2014 ini merupakan program yang telah lama dicanangkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan setelah gagal pada tahun 2010. Program ini bertujuan untuk dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak; penyerapan tambahan tenaga kerja baru; penghematan devisa negara; optimalisasi pemanfaatan potensi ternak sapi lokal; dan semakin meningkatnya penyediaan daging sapi yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) bagi masyarakat sehingga ketentraman lebih terjamin.

Telah dianggarkan APBN 2009-2014

Untuk dapat menyukseskan program ini, telah terbit Peraturan Menteri Pertanian (permentan) No. 19/Permentan/OT.140/2/2010 Tentang Pedoman Umum Program Swasembada Daging Sapi 2014. Niat pemerintah sangat mulia maka seluruh lapisan masyarakat harus turut andil dalam pencapaian program ini karena swasembada daging sejatinya mengurangi kuota impor (impor maksimal 10%) dan memaksimalkan produksi daging sapi dalam negeri (produksi 90%).

Program ini telah dianggarkan dalam APBN tahun 2009-2014 sebesar Rp18,7 Triliun (Direktorat Pengembangan dan Penelitian KPK, 2013). Dalam pencapaian swasembada daging nasonal dapat dilihat dari total produksi daging dalam negeri agar dapat tercapainya swasembada maka diperlukan populasi sapi domestik (lokal) pada tahun 2014 sebesar 14,2 juta ekor, sehingga akan terdapat tambahan impor sapi bakalan sebanyak 85,40 ekor setara dengan daging sebesar 15,4 ribu ton dan daging 31,2 ribu ton.

Untuk menyukseskan program swasembada ini dapat dilakukan beberapa strategi pencapaian dengan keterkaitan antara pendekatan teknis, ekonomis, kelembagaan, pembiayaan, dan regulasi (Kementan, 2010). Dari beberapa pendekatan tersebut maka sudah sepantasnya program ini dapat direalisasikan dengan baik karena Kementerian Pertanian tidak dapat bekerja sendiri dan perlu adanya dukungan dari setiap elemen baik pemerntah maupun masyarakat.

Pendekatan pertama yaitu dengan pendekatan teknis merupakan strategi yang terkait dengan pembibitan, budidaya, kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner, dan pakan. Dengan adanya pendekatan ini maka akan terkait dengan langkah-langkah operasional secara tegas yang lebih rinci diuraikan ke dalam masing-masing pedoman teknis di setiap provinsi maupun kab/kota.

Pendekatan kedua yaitu pendekatan ekonomis yang merupakan suatu strategi untuk mengatur stock ternak sehingga dapat meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri sebesar 90 % maka pencapaian swasembada daging dapat terealisasi.
Pendekatan ketiga yakni dengan melakukan pendekatan kelembagaan untuk melengkapi sumber daya manusia guna meningkatkan kapasistas dan kompetensi para pelaku kelembagaannya.

Pendekatan yang keempat yakni dengan melakukan pendekatan pembiayaan dengan mengutamakan biaya dalam penyediaan perbibtan dan kesehatan hewan. Pendekatan terakhir yaitu pendekatan regulasi antar pemerntah pusat dan daerah, dengan adanya sistem desentralisasi maka pemerintah daerah diharapkan mampu berkontribusi dalam pencapaian program ini.

Oleh karena itu, dengan berbagai macam pendekatan dan strategi pencapaian sudah sangat jelas maka perlu adanya komitmen seluruh aspek kehidupan masyarakat maupun setiap elemen penyelenggara Negara serta tidak diperkenankan lagi secara tegas adanya tindak pidana korupsi maupun perihal yang merugikan karena memanfaatkan program ini untuk kepentingan politis sehingga ketahanan pangan dalam hal ini ketersediaan daging dalam negeri dapat tercapai dan masyarakatpun tidak lagi diberatkan oleh melambungnya harga akibat dari supply-demand pasar untuk komoditi daging yang tidak sebanding.

Haris Ramdani, Moh.Suryana, dan Nurul Ikhwan, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Bandung

Finalis pada Call For Policy Paper dalam Temu Ilmiah Mahasiswa Peternakan Indonesia oleh ISMAPETI, di Bengkulu, 7-12 Nopember2013 | editor: sitoresmi fauzi

follow our official twitter: @livestockreview  |  follow our official instagram: livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Analisis Strategi Pencapaian Swasembada Daging Sapi 2014 (Bag VI) : Ketersediaan Hijauan Pakan

  • Livestock Review
  • Dec 6, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Analisis Strategi Pencapaian Swasembada Daging Sapi 2014 (Bag VII- HABIS) : Kesimpulan dan Saran

  • Livestock Review
  • Dec 8, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima

  • Jan 12, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023

  • Jan 10, 2023

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 3
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ruminansia, Jerami, dan Pangan Bergizi Prima
  • 5
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Merawat Optimisme Perunggasan Menapaki 2023
 

Instagram

livestockreview
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Jika pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah menginginkan keberhasilan pembangunannya tinggi di bidang peternakan, maka para penyusun program perencanaan pembangunan peternakan harus pula dilibatkan dan ditempatkan sebagai “pengawal program pembangunan” yang diberikan kekuasan khusus karena mereka bukan tenaga struktural, pada saat program tersebut dilaksanakan.
Lumpy skin disease (LSD) merupakan penyakit kulit pada sapi asal Afrika yang sangat sulit diberantas.
Waspada !!! Badai Penyakit Mulut dan Kuku (FMD) belum Selesai, LSD sudah Menyebar
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.