Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ini Penjelasan Pakar UGM tentang Kualitas Telur Ayam Fertil

  • Livestock Review
  • May 19, 2020
  • No comments
  • 2 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Referensi. Di berbagai pasar di Indonesia dalam beberapa minggu terakhir ditemui adanya peredaran telur ayam fertil yang dijual dengan harga jauh di bawah normal. Telur fertil tersebut dikenal dengan nama telur hatching egg (HE) yang berasal dari perusahaan pembibitan (breeding).

Apa perbedaan telur ayam HE dengan telur ayam yang umum dijual di pasaran? Kepala Laboratorium Ilmu Ternak Unggas Fakultas Peternakan UGM, Dr. Heru Sasongko, menjelaskan telur HE berasal dari perusahaan pembibitan ayam broiler. Telur jenis ini berasal dari telur fertil, tetapi tidak ditetaskan oleh perusahaan pembibitan. Salah satu alasannya karena suplai anak ayam (DOC) yang terlampau banyak di pasaran. Sementara kebutuhan akan daging tidak begitu banyak sehingga telur sengaja tidak ditetaskan.

Dalam kondisi normal, pasokan anak ayam broiler sekitar 60 juta per minggunya untuk seluruh Indonesia. Namun, di situasi saat ini, di tengah pandemi Covid-19 di saat permintaan akan daging ayam menurun signifikan pasokan ayam hanya diangka 40-45 juta per minggunya.

“Ada sekitar 20 jutaan per minggu telur tidak ditetaskan pada kondisi di mana anak ayam tidak laku. Ada yang menjual karena kondisi darurat ini, kalau kondisi normal tidak mungkin tidak ditetaskan karena biaya untuk produksi 1 telur saja sangat mahal,”jelas dosen Fakultas Peternakan UGM ini saat dihubungi Selasa (19/5).

Heru menyampaikan telur kategori ini layak untuk dikonsumsi. Menurutnya, tidak ada perbedaan kualitas antara terlur fertil maupun infertil. Dia mencontohkan seperti pada telur ayam kampung maupun bebek yang juga merupakan telur fertil yang dibuahi. Hanya saja permasalahan terjadi saat telur tersebut dijual di pasaran saat tidak ditetaskan akan mengganggu pasaran telur ayam ras dari peternak layer.

Berbeda pada kasus telur HE yang ditetaskan, namun setelah melalui proses pengecekan embrionya tidak berkembang lalu dikeluarkan dari inkubasi/pengeraman atau disebut telur HE infertil. Telur di kondisi ini tidak layak secara kualitas. Meskipun aman untuk dikonsumsi, tetapi kualitasnya sudah menurun.

“Cirinya putih telurnya sudah tidak kental, kuning telurnya juga sdh tidak kental dan melebar jika dipecah dan aromanya kadang sudah berbeda,”terangnya.

Sementara dari ciri fisik bisa dikenali dengan cara meneropong dengan senter. Rongga udara di dalamnya sudah besar dengan diameter lebih dari 2 cm.

Dia menyebutkan bahwa sebenarnya ada larangan menjual telur HE yang telah diatur melalui peraturan No.32/Permentan/PK.230/2017 tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi. Di dalamnya disebutkan pelaku usaha pembibitan dilarang memperjualbelikan telur tertunas atau berkategori telur fertil.

“Jadi, memang ada SE dari Permentan yang tidak memperbolehkan memperjualbelikan telur fertil ini,” katanya.

Lebih lanjut Heru memaparkan pada telur HE yang tidak ditetaskan, diambil segera setelah proses bertelur, sebenarnya telah terbentuk embrio dalam fase istirahat. Ketika dibiarkan dalam suhu kamar, embrio telur tidak akan berkembang. Sementara saat telur dieramkan atau inkubasi dengan suhu 100 derajat Fahrenheit atau 38 derajat Celcius maka embrio akan berkembang.

“Telur yang baru saja ditelurkan langsung diedarakan, tidak dimasukan mesin tetas itu sudah ada embrio dalam fase tidur. Embrionya nanti akan mati pada penyimpanan 15 hari di suhu kamar dan akan tahan hingga 3 minggu saat disimpan di ruangan dengan suhu sekitar 16 derajat Celcius,”paparnya.

Heru mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir secara berlebihan menghadapi peredaran telur fertil ini. Kendati begitu dia menyarankan masyarakat untuk lebih cermat dalam memilih telur yang akan dikonsumsi. “Dari harga kalau terlalu murah patut diwaspadai telur ada apa-apanya,” ujarnya.

editor: sugiyono | sumber: ugm

follow our ig: www.instagram.com/livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Kampus

Proses Pelayuan untuk Tingkatkan Mutu Daging Sapi

  • Livestock Review
  • May 15, 2020
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Praktik Bisnis Inklusif di Peternakan Domba

  • Livestock Review
  • May 22, 2020
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Geliat Bisnis Produk Hasil Unggas Indonesia

  • May 22, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023

Trending

  • 1
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Geliat Bisnis Produk Hasil Unggas Indonesia
  • 2
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 4
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
 

Instagram

Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.