Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Referensi

Indigofera, Hijauan Pakan Bermutu Tinggi untuk Ternak Ruminansia

  • Livestock Review
  • Jun 9, 2013
  • No comments
  • 436 views
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Referensi. Indigofera merupakan suatu tanaman yang tergolong jenis tanaman Leguminosa yang di seluruh dunia terdapat lebih dari 800 species. Indigofera berbentuk tanaman semak, pohon, perdu dan merambat, memiliki daun majemuk dan ganjil dan biasa hidup didaerah tropis maupun sub tropis. Tanaman Indigofera biasa digunakan sebagai tanaman penutup atau pelindung di sekitar kandang ternak, namun secara umum masih digunakan sebagai tanaman hias, dijadikan sebagai pewarna, membantu dalam konservasi tanah (mencegah erosi dan menjaga kesuburan tanah), medikasi dan digunakan sebagai pakan ternak.

Ahli pakan hijauan ternak Dr. Simon P. Ginting mengatakan, di Indonesia tanaman Indigofera sudah dikembangkan di wilayah Sumatra Utara sebagai tanaman pakan dan Hijauan Pakan Ternak. Indigofera dikembangkan dengan metode penanaman biji maupun stek. Biji Indigofera dapat dipanen setelah 1 tahun (dari biji sampai tumbuh ), 1 buah dari tanaman Indigofera berisi 4 – 17 butir biji. Biji inilah yang dapat dikembangkan. Metode stek dapat dilakukan dengan pemilihan cabang yang sudah tua, kemudian dipotong dengan panjang kurang lebih 30 cm. Stek Indogofera tidak dapat ditanam langsung, ia harus didiamkan 1 s/d 3 hari baru ditanam.

Nutrisi dalam tanaman Indigofera lebih baik dibandingkan dengan jenis tanaman leucaena. Tingkat Asam Aminonya juga lebih baik dibandingkan dengan beberapa tanaman yang lain. Asam Amino pada Indigofera berkorelasi bagus didalam rumen, asal konversi didalam pakan tersebut tidak berubah atau tetap stabil. Selain itu kandungan NDF pada tanaman Indigofera lebih besar dibandingkan dengan beberapa tanaman.

Kandungan yang ada di dalam indigofera berada di bawah threshold, yang dimana berarti kandungan di dalam tanaman ini tidak akan mengganggu metabolisme di dalam tubuh ternak . Pada ternak domba tanaman Indigofera mempunyai kecernaan In Vivo 63,0 dan kecernaan Vitro 69%, hal ini berarti tanaman Indigofera mempunyai prospek yang baik. Baik untuk dikembangkan maupun dijadikan bahan pakan.

Namun pada umumnya, ternak di Indonesia masih jarang ada yang memberikan tanaman ini kepada ternaknya. Maka daripada itu pemberian pakan Indigofera perlu adanya adaptasi atau penyesuaian kepada ternak kurang lebih 1 minggu dengan pemberian tanaman indigofera yang masih hijau (segar).

Tanaman indigofera merupakan jenis tumbuhan polong – polongan atau tergolong kedalam tanaman Leguminosa. Biji tanaman Leguminosa berbeda satu sama lainnya, berikut merupakan ciri – ciri tanaman Indigofera:
– Tinggi tanaman berkisar antara 3 s/d 4,5 meter
– Mempunyai daun majemuk dan ganjil
– Bila dilihat lebih seperti semak

Ciri-ciri Indogofera

Adapun ciri – ciri biji tanaman Indigofera yakni panjang polong 2 cm sampai dengan 3 cm, jumlah polong 4 sampai dengan 17 butir, berat biji (polong) 15 sampai dengan 20 gr /1000 benih polong, produksi hijauan tanaman indigofera 100 s/d 1200 kg/pohon/th.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tanaman Indigofera merupakan salah satu jenis tanaman pakan ternak yang bisa diberikan kepada ternak dalam bentuk hijauan pakan ternak maupun Silase (Hijauan yang dilayukan). untuk mendapatkan hijauan tersebut perlu memane / memotong hijauan yang terdapat di tanaman tersebut .

Pemanenan tanaman Indigofera tersebut dapat dilakukan dengan pemotongan optimum padan 0,75 sampai 1,5 meter dari permukaan tanah, tanaman yang sudah di panen/dipotong bisa dipotong kembali (Interval Pemotongan) ± 60 sampai dengan 70 hari, tergantung kelebatan tanaman. Produksi yang dapat dihasilkan oleh tanaman Indigofera adalah 7 sampai 10 ton /Ha .

Dengan melihat hal tersebut, tanaman Indigifera mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai tanaman pakan di Indonesia sebagai alternatif hijauan pakan rumput yang semakin sulit didapat.

Tanaman Indigofera memiliki beberapa kelebihan, yakni toleran terhadap kekeringan, toleran terhadap jenis lahan yang beragam, toleran di tanam pada kondisi lingkungan genangan atau rawa. Walau tanaman indigofera mempunyai kelebihan didalam pengembangannya dan kandungan didalam tanamannya, perlu mempertimbangkan pula kebutuhan yang diperlukan ternak tidak bisa dicukupi hanya dengan pemberian tanaman Indigofera.

Tanaman ini bisa dijadikan alternatif ketersediaan pakan hijauan ternak disaat musim Kemarau yang susah untuk menemukan rumput. Pada saat ini tanaman Indigofera sudah diolah atau dikembangkan dalam bentuk suplemen yang dapat diberikan kepada ternak, dengan tujuan untuk meningkatkan produksi dari ternak tersebut. Pemberian suplemen lebih dianjurkan untuk diberikan kepada ternak yang sedang laktasi (sapi, kambing, dan domba).

i made dharma kusuma, mahasiswa fakultas peternakan universitas udayana denpasar bali | editor: soeparno

follow our twitter: @livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Unduh Materi Seminar “Moda Transportasi Ternak”, Nusa Dua Bali, 6 Juni 2013

  • Livestock Review
  • Jun 8, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Riset

Susu dan Yogurt, Produk Hasil Ternak Terbaik untuk Kekuatan Tulang

  • Livestock Review
  • Jun 10, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.