Livestockreview.com, Opini. Kala Idul Fitri menjelang, selalu ditandai dengan meroketnya harga-harga produk hasil ternak, seperti daging sapi. Masyarakat bahkan mulai merasakan lonjakan harga itu jauh hari sebelum memasuki Ramadan.
Perihal daging sapi ini, kenaikan harganya dipastikan terjadi akibat kemeningkatan volume permintaan, padahal pasokan dari dalam negeri relatif tidak banyak berubah.
Saat ini harga daging sapi berada pada kisaran Rp 90 ribu-Rp 95 ribu per kg. Angka itu sudah mengalami penurunan dari harga tertinggi Rp 150 ribu beberapa waktu lalu. Namun berbagai kalangan memperkirakan beberapa hari sebelum Idul Fitri, lonjakan harga daging sapi bisa menembus angka Rp 120 ribu per kg.
Seandainya perkiraan itu jadi kenyataan maka sangat memberatkan masyarakat. Pada harga sekarang ini saja konsumen masih menganggap terlalu tinggi. Perlu ada campur tangan pemerintah untuk mengantisipasi lonjakan harga tersebut.
Seperti apa bentuk campur tangan pemerintah? Ternyata sangat instan. Untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang Lebaran tersebut, pemerintah kembali membuka keran impor daging sapi yang sementara dihentikan pada awal 2013. Pemerintah, melalui Menteri Perdagangan, telah menugaskan Bulog mengimpor daging sapi dengan dalih untuk menstabilkan harga dan menjaga stok konsumsi selama Ramadan.
Langkah pemerintah tersebut dengan kembali membuka keran impor daging sapi sudah pasti berdampak negatif pada peternak sapi potong yang tersebar di berbagai daerah. Padahal saat ini mereka sedang bergairah menikmati kemembaikan harga. Demikian pula kegiatan pendukungnya, seperti bergairahnya aktivitas pemotongan ternak di berbagai rumah potong hewan (RPH).
Saat ini peternak mulai bisa tersenyum setelah pada tahun-tahun sebelumnya harus menangis karena menderita kerugian besar akibat harga ternak yang sangat rendah. Karena itu, saat ini pemerintah harus lebih bijak dalam menentukan besaran ideal volume impor.
Buatlah campur tangan pemerintah tersebut tidak dalam bentuk instan dengan impor daging, namun dengan melakukan berbagai kiat dan strategi menggerakkan perekonomian sapi potong dan daging sapi dalam negeri. Itu kalau pemerintah punya niatan untuk memajukan industri peternakan domestik. Apakah pemerintahan yang sekarang ini dipimpin oleh presiden susilo ini mau melakukannya?
sumber: k budiraharjo, ppski jateng (suara) | editor: diana mandagi