Livestockreview.com, Bisnis. Monopoli impor tepung tulang (meat bone meal/MBM) oleh dua perusahaan importir nasional diduga menjadi penyebab utama mahalnya harga pakan untuk semua jenis ternak di Tanah Air. Kondisi itu pada akhirnya membuat sektor peternakan di Indonesia tidak efisien.
Wakil Ketua Masyarakat Agroindustri Indonesia (MAI) Benny Kusbini mengungkapkan, saat ini pemerintah hanya membuka izin impor bahan baku pakan dari Australia dan Selandia Baru. Izin hanya diberikan kepada dua perusahaan milik Basuki Hariman dan Ikhwan. Keduanya saat ini berkedudukan di Singapura. Tahun lalu, pemerintah membuka izin impor MBM dari Amerika Serikat (AS). Tetapi lagi-lagi izin hanya diberikan kepada dua importer tersebut.
“Monopoli mengakibatkan sektor peternakan dalam negeri tidak efisien karena produsen pakan dipaksa membeli dengan harga 25% lebih tinggi. Dampaknya, harga pakan sampai di peternak menjadi lebih mahal,” ungkap Benny Kusbini di Jakarta, belum lama ini.
Akibat monopoli itu, harga MBM yang diimpor ke Indonesia mencapai US$ 720 per ton. Padahal, Filipina dapat mengimpor US$ 550 per ton dari produsen yang sama di AS. Perusahaan- perusahaan AS yang mengekspor MBM ke Indonesia di antaranya National Beef Packing Co LLC, Cargill Meat Solution, Swift Beef Company, Backer Commodities, XL Four Star Beef Inc, dan Darling Star Inc.
sumber: inv3stor | editor: diana mandagi