Livestockreview.com, Berita. Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo meminta impor susu sapi dari negara lain dikurangi, diganti dengan impor bibit sapi perah unggul untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri.
“Kebutuhan susu secara nasional selama ini 70 persen berasal dari susu impor, sedangkan pasokan susu dalam negeri hanya mampu mencukupi sekitar 30 persen kebutuhan nasional,” katanya, di Semarang, awal bulan ini dalam peringatan Hari Susu Nusantara 2011. Gubernur bersama Menteri Pertanian Suswono mengajak untuk selalu minum susu dengan memperagakkannya di hadapan para siswa sekolah dasar, di Ungaran, Jateng. Peringatan HSN 2011 kali ini bertema ‘Segelas Susu Segar Sehari’, dan diharapkan menjadi momentum untuk pengembangan agribisinis persusuan di Tanah Air.
Lebih jauh Bibit mengatakan, masuknya susu impor secara besar semakin membuat peternak sapi perah lokal sulit berkembang, karena susu impor yang dipasarkan biasanya berkualitas lebih baik dan lebih murah dibanding susu lokal.
Ia mengatakan pada akhirnya harga susu akan jatuh yang membuat para peternak sapi perah berpikir ulang mengoptimalkan produksi susu sapinya, mengingat harga jual susu tak sebanding dengan biaya pemeliharaan. “Harga jual susu sapi dari tingkat peternak saat ini hanya berkisar Rp2.400-3.100/liter, tidak sebanding dengan biaya pakan, terutama konsentrat yang harganya semakin hari kian meningkat,” katanya.
Dengan kisaran harga jual susu sapi itu, kata Bibit, peternak hanya sanggup membeli pakan sekitar dua kilogram dari setiap liter susu terjual, padahal idealnya peternak bisa membeli empat kilogram pakan dari setiap liter susu.
Ia mengatakan kondisi peternakan sapi perah di Jawa Tengah cukup baik dengan sentra-sentra, antara lain Boyolali, Salatiga, dan Kabupaten Semarang, dengan kontribusi terhadap kebutuhan nasional sekitar 10,7 persen.
“Jumlah sapi perah yang ada di Jateng sebanyak 122.489 ekor dan jumlah peternak sapi perah sebanyak 49.218 orang, sehingga asumsinya setiap peternak memiliki dua atau tiga ekor sapi perah,” katanya.
Potensi pengembangan sapi perah di Jateng
Kalau untuk produksi susu segar dari Jateng, ia menyebutkan mencapai 100.149.736 liter per tahun, terdiri atas komposisi susu sapi sebanyak 99.909.206 liter, dan sisanya merupakan susu kambing.
Ia mengatakan potensi Jateng untuk mengembangkan peternakan sapi perah saat ini masih sangat besar, mengingat ketersediaan pakan di wilayah itu yang masih cukup untuk tiga juta ekor sapi lagi. “Potensi pakan ternak di Jateng mencapai 4,9 animal unit (AU), yang selama ini baru terkonsumsi 2,6 juta AU sehingga masih tersisa 2,3 AU. Ketersediaan pakan sebanyak itu setara untuk tiga juga ekor sapi,” katanya.
Karena itu, kata Bibit, para peternak sapi perah perlu diberi bantuan bibit sapi perah unggul yang bisa didatangkan melalui impor untuk meningkatkan produksi susu, bukan malah mengimpor susu dari negara lain.
sumber: antara | editor: soegiyono