Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Harga DOC Unggas Terbang Tinggi di Awan

  • Livestock Review
  • Sep 7, 2013
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Bisnis. Berdasarkan data Pusat Informasi Pasar (Pinsar), pada tanggal 24 Agustus lalu, harga DOC broiler masih sekitar Rp 2.500 per ekor. Namun pada tanggal 28 Agustus, harga DOC menjadi Rp 4.000 per ekor.  Dan  pada 4 September  harga ayam DOC sudah mencapai Rp 6.250 per ekor.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Peternak Unggas Indonesia.Hartono, penyebab utama kenaikan harga DOC karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Hal itu berimbas kepada biaya produksi seperti biaya pakan. Penyebab lainnya adalah penurunan suplai DOC yang mencapai 20% karena perkiraan pasar tidak terlalu ramai. Akibatnya, suplai DOC lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

“Harga DOC kelihatannya tergantung situasi dollar terhadap rupiah,” kata Hartono. Jika rupiah terus melemah, ia memperkirakan harga DOC akan tetap tinggi sampai akhir tahun.

Namun harga DOC ayam petelur dan ayam jantan relatif tetap, masing-masing Rp 5.000 per ekor dan Rp 1.250 per ekor. “Karena itu kontraknya long term 2-3 minggu jadi harganya relatif landai,” kata Hartono.

Don P Utoyo, Ketua Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) menilai kenaikan harga DOC sebagai imbas dari nilai tukar. Selain harga pakan yang mengalami kenaikan 15% sampai 20%, pembelian bibit induk DOC juga menggunakan dollar. Konsekuensinya biaya produksi naik. Sebelumnya biaya produksi DOC mencapai Rp 3.800 per ekor, kini biaya produksi naik menjadi Rp 4.200 per ekor.

sumber: kont4n | editor: soeparno

follow our twitter: @livestockreview

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Kapan Kebijakan Impor Daging Sapi Dievaluasi?

  • Livestock Review
  • Sep 6, 2013
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Fokus Utama
  • Produk Olahan

Menguak Problematika Pengembangan Telur Asin Brebes

  • Livestock Review
  • Sep 8, 2013
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya

  • Mar 9, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia

  • Feb 27, 2023
Baca selengkapnya...
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional

  • Feb 1, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Ekologi dan Kesehatan Rumen

  • Jan 25, 2023
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Referensi

Pentingnya Memahami Feed Intake

  • Jan 16, 2023

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Mikroba Rumen: Kecil Jasadnya, Besar Fungsinya
  • 2
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Akselerasi Teknologi Tepat Guna untuk Perunggasan Indonesia
  • 3
    • Bisnis
    • Fokus Utama
    Teknologi yang Menentukan Daya Saing Industri Perunggasan Nasional
  • 4
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Ekologi dan Kesehatan Rumen
  • 5
    • Fokus Utama
    • Referensi
    Pentingnya Memahami Feed Intake
 

Instagram

livestockreview
Indonesia Livestock Club (#ILC25): Kesiapan Industri Perunggasan Menyambut Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri
Beberapa menit setelah lahir, ruminansia muda yang sering disebut pre-ruminant, terekspos dengan bermacam-macam mikroba sejak mulai di saluran organ reproduksi dan vagina, saliva, kulit, dan feses induknya. Ketika lahir, induknya menjilat-jilat dan memakan lendir dan cairan yang menyelimuti tubuh anaknya.
Salah satu kunci untuk dapat bertahan di perunggasan adalah melalui efisien dan peningkatan produktifitas yang dapat terwujud dengan penggunaan teknologi.
Perkembangan teknologi digital telah membantu perkembangan industri perunggasan menjadi lebih efisien, dengan adanya peran big data, cloud, internet untuk segala (IoT), dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat meningkatkan produktifitas bisnis dan industri perunggasan di tanah air.
Sikap optimis dalam memasuki 2023 perlu untuk ditularkan kepada para pemangku kepentingan (Stake holder) bisnis dan industri perunggasan, agar dapat secara bersama-sama membenahi sektor perunggasan sebagai bagian dari penyuplai bahan pangan sumber protein hewani yang penting bagi masyarakat Indonesia."
Ruminansia adalah sekelompok hewan yang dicirikan oleh aktivitas memamah biak atau mengunyah kembali bolus pakan yang sudah ditelan. Kegiatan itu dikenal dengan istilah ruminasi.
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
  • WP File download search
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.