Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download

Follow us

Facebook
Twitter
Instagram
Livestock Review Indonesia
2K Likes
2K Followers
0 Followers
Livestock Review Indonesia
  • Home
  • Fokus Utama
  • News
  • Bisnis
  • Referensi
  • Artikel Lainnya
    • Produk Olahan
    • Opini
    • Riset
    • Tokoh
    • Kampus
    • lain-lain
    • Gallery
  • About
    • Tentang Kami
    • Pemasangan Iklan
    • Contact Us
  • Download
  • Fokus Utama
  • Referensi

Duduk Perkara Kematian Babi akibat ASF di Sumatra Utara

  • Livestock Review
  • Dec 5, 2019
  • No comments
Total
0
Shares
0
0
0
0
0

Livestockreview.com, Referensi. Kasus kematian babi pada sejumlah usaha peternakan di Sumatera Utara terus terjadi sejak Agustus 2019 sampai awal Desember 2019 dan mencapai jumlah 20.500 ekor yang mati. Berdasarkan pengamatan gejala klinis di lapang, perubahan patologi, dan pengujian laboratorium di Balai Veteriner Medan terhadap sampel darah dan organ yang berasal dari babi yang mati (sakit) pada bulan Oktober 2019 dengan menggunakan RT PCR menunjukkan sejumlah sampel positif terhadap African Swine Fever (ASF). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kematian babi di Sumatera Utara disebabkan oleh virus African Swine Fever.

Berdasarkan release yang dikeluarkan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), maka sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku di Indonesia, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan, setiap kejadian wabah harus dilaporkan dan ditetapkan oleh Menteri Pertanian. Maka, dipandang perlu Menteri Pertanian menetapkan adanya wabah ASF tersebut.

Untuk mengendalikan dan menghentikan penyebaran penyakit ASF pada babi serta menanggulangi kerugian ekonomi pada peternak babi dan dampak negatif lainnya, Pemerintah perlu segera menetapkan adanya wabah penyakit ASF untuk dilakukan tindakan-tindakan secara legal dalam pengendalian dan penanggulangan penyakit ASF.Pemerintah Pusat dan Daerah, khususnya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk sesegera mungkin mengambil tindakan-tindakan nyata sesuai dengan peraturan dalam pengendalian dan penanggulangan penyakit ASF pada babi.

Apa itu ASF?

Penyakit ASF disebabkan oleh virus ASF dari genus Asfivirus dan famili Asfarviridae. Penyakit ini berbeda dengan penyakit kolera babi atau hog cholera atau classical swine fever (CSF), yang disebabkan pula oleh virus, namun virus yang berbeda, yaitu virus CSF dari genus Pestivirus and famili Flaviviridae. Kedua penyakit tersebut tidak dapat diobati dengan antibiotik karena bukan disebabkan oleh bakteri.

Penularan virus ASF antar babi terjadi akibat babi kontak dengan babi yang sakit, serta kontak dengan cairan yang keluar dari babi sakit atau mati seperti air kencing, kotoran, air liur, dan darah. Virus ASF menginfeksi babi melalui pernafasan dan mulut atau ingesti (makanan/minuman).

Orang, peralatan, pakaian, sepatu atau alas kaki, dan makanan yang tercemar virus ASF yang berasal dari peternakan babi yang sakit atau yang pernah kontak dengan babi yang sakit atau mati dapat menularkan virus ASF ke babi lain. Selain itu, virus ASF ini dapat pula ditularkan melalui caplak (dari genus Ornithodoros).

Jika terdapat virus ASF dalam daging babi dan dikonsumsi manusia, maka manusia yang memakan daging babi tidak dapat tertular dan virus juga tidak dapat ditemukan dalam kotoran (feses manusia). Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah penyakit ASF pada babi. Tindakan pencegahan yang disarankan adalah menjalankan biosekuriti yang baik di peternakan.

Langka biosekuriti yang dianjurkan agar babi tidak tertular antara lain yakni, menjaga kesehatan babi dengan memberikan pakan yang baik, jangan berikan pakan babi dengan sisa makanan restoran atau hotel. Jika menggunakan makanan dari sisa-sisa makanan restoran atau hotel, maka makanan tersebut harus dimasak mendidih terlebih dahulu sekurang-kurangnya 1 jam agar bebas dari virus ASF.

Langkah biosekuriti selanjutnya adalah selalu menjaga kebersihan kandang, memisahkan babi yang sakit dari babi-babi yang sehat, tidak mengijinkan orang lain yang telah berkunjung ke kandang babi lain untuk masuk peternakan babi, serta selalu mencelupkan alas kaki atau sepatu kandang dalam desinfektan sebelum memasuki kandang babi.

follow our ig: @livestockreview

penulis: soegiono   | editor: apriliawati

Livestock Review

Livestockreview.com didedikasikan untuk turut memajukan industri peternakan dan produk hasil olahannya di tanah air. Diasuh oleh para ahli di bidangnya, Livestockreview.com menjadi ajang update informasi bagi para pelaku bisnis dan industri peternakan Indonesia.

Previous Article
  • Fokus Utama
  • Referensi

Kontroversi Sapi Belgian Blue

  • Livestock Review
  • Dec 3, 2019
Baca selengkapnya...
Next Article
  • Bisnis
  • Fokus Utama

Ini Sembilan Rekomendasi tentang Kemandirian Pembibitan Ayam Broiler Indonesia

  • Livestock Review
  • Dec 13, 2019
Baca selengkapnya...

Baca Artikel lainnya

Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Semangat Merantau Para Peserta Magang Perunggasan WBA

  • Dec 31, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Pengembangan Manggot sebagai Biokonversi Sampah dan Alternatif Bahan Pakan Ternak

  • Dec 22, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Mempersiapkan Sarjana Peternakan sebelum Terjun ke Dunia Kerja

  • Dec 16, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • Kampus

Cattle Buffalo Club Fapet UNPAD Gelar Entrepreneurial Zone 2021

  • Nov 21, 2021
Baca selengkapnya...
  • Fokus Utama
  • news

Tingkatkan Ketrampilan Mengelola Pakan, Peternak Sulsel & NTB Mendapatkan Pelatihan dari UGM

  • Oct 30, 2021

Trending

  • 1
    • Fokus Utama
    • news
    Tingkatkan Ketrampilan Mengelola Pakan, Peternak Sulsel & NTB Mendapatkan Pelatihan dari UGM
  • 2
    • Fokus Utama
    • news
    Sustainable Integrated Farming, Manfaatkan Limbah Sayuran menjadi Media Maggot untuk Pakan Ternak
  • 3
    • Fokus Utama
    • news
    Mengembangkan Potensi Besar Sapi Madura
  • 4
    • Fokus Utama
    • Opini
    Menunggu Nasib Keberlangsungan Perunggasan yang Tumbuh tanpa Pembangunan
  • 5
    • Fokus Utama
    • news
    Pakar Persusuan Ingatkan untuk Tidak Membabi Buta (Panic Buying) dalam Membeli Susu
 

Instagram

livestockreview
....Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya, menyinari dunia....
Pengetahuan tentang manajemen closed house tentunya akan lengkap apabila disertai dengan cara terjun langsung ke lapangan. Dengan magang ke perusahaan langsung akan memberikan banyak pelajaran secara nyata bagaimana manajemen itu sendiri.
Mengapa meri (anak bebek) berenang di belakang induknya? Yukk simak...
Terima kasih Ibu Bapak Guru atas kesabaran, kebaikan, dan dedikasi yang tiada henti diberikan
Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dannperi keadilan.
Semnas X HITPI 2021
Follow
Livestock Review Indonesia
  • About
  • Term Of Service
  • Privacy Policy
  • Arsip Artikel
  • Gallery
  • Download
  • Contact Us
Dairy, Meat & Livestock Update, Portal Berita Peternakan
Design & Dev by IMAJIX DIGITAL

Input your search keywords and press Enter.