Livestockreview.com, Bisnis. Bisnis pembibitan unggas di Indonesia sangat dipengaruhi oleh impor Grand Parent (GP), impor DOC PS (Day Old Chicken Parent Stock), impor HE PS, produksi DOC, dan konsumsi karkas/kg/kapita untuk ayam broiler, serta konsumsi telur/kapita untuk ayam petelur. Dalam sebuah seminar yang digelar oleh Asosiasi Obat Hewan Indonesia (Asohi) di Jakarta beberapa waktu lalu, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas Indonesia (GPPU) Krissantono menjelaskan, GP broiler merupakan ayam induk yang dipelihara dan menghasilkan PS, sedangkan PS yang dipelihara akan menghasilkan Final Stock (FS). Ia menguraikan, GP merupakan asal mula adanya ayam”. Saat ini, produksi GP masih tergantung dengan negara lain dan hal ini menjadi tantangan para breeder untuk menghasilkan GP sendiri.
Krissantono memaparkan impor GP broiler dari tahun 2009 selalu mengalami peningkatan. Tahun 2010 mengalami peningkatan 10,16% dari tahun 2009, yaitu dengan impor GP tahun 2009 sebesar 370.307 ekor dan meningkat menjadi 407.946 ekor. Tahun 2011 pun juga mengalami peningkatan yang lebih besar menjadi 33,59%, yaitu dengan impor GP pada tahun 2011 meningkat menjadi 453.005 ekor. Selain GP broiler yang diimpor, PS pun juga masih harus diimpor.
Lebih jauh ia menjelaskan, tahun 2011 impor PS broiler masih mencapai 663.305 ekor dan PS yang diproduksi mencapai 15.368.019 ekor. Pada tahun 2012, impor GP hingga bulan September 2012 mencapai 368.557 ekor. Krissantono menyatakan bahwa diprediksikan tahun 2012 impor GP broiler akan tetap meningkat, yaitu mencapai 550.000 ekor.
Impor GP dan PS pun memberi efek dalam peningkatan produksi DOC broiler di Indonesia. Krissantono memaparkan produksi DOC broiler pada tahun 2011 mencapai 1.661.644.973 ekor mengalami peningkatan 18,49% dari tahun 2010, yaitu produksi DOC broiler tahun 2010 sebesar 1.402.297.915 ekor. Tahun 2012 diestimasikan juga mengalami peningkatan sebesar 17,17% dari tahun 2011. Produksi DOC broiler tahun 2012 diestimasikan mencapai 1.946.960.514 ekor dan akan tetap mengalami kenaikan sebesar 13,17% pada tahun 2013, yaitu mencapai 2.203.502.796 ekor.
Peningkatan produksi DOC dari tahun ke tahun, juga diharapkan dapat meningkatkan konsumsi karkas nasional. Tahun 2011, konsumsi karkas mengalami peningkatan 25,88% dari tahun 2010, yaitu dengan konsumsi karkas tahun 2010 sebesar 4,99 kg/kapita/tahun menjadi 6,28 kg/kapitan/tahun pada tahun 2011. Tahun 2012 diestimasikan juga mengalami peningkatan 7,99%, yaitu dengan konsumsi karkas tahun 2012 meningkat menjadi 7,41 kg/kapita/tahun.
Konsumsi karkas pada tahun 2013 pun juga diestimasikan mengalami peningkatan 16,05% dari estimasi tahun 2012, dengan konsumsi karkas tahun 2013 diestimasikan menjadi 8,6 kg/kapita/tahun.
penulis: r1k4 | editor: soegiyono